Singapura – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie, mengungkapkan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan nilai-nilai keadilan sosial dan partisipasi generasi muda.
“Pertumbuhan ekonomi harus sejalan dengan keyakinan masyarakat tentang kesetaraan,” ujar Anin sapaan akrabnya dalam wawancara ekslusif bersama CNBC International di sela-sela acara Milken Asia Summit 2025 di Singapura pada Jumat (03/10/2025) waktu setempat.
Anin menjelaskan bahwa Indonesia telah mengalami pertumbuhan rata-rata 5% per tahun dalam tiga dekade terakhir. Namun, kini masyarakat, khususnya generasi muda mengharapkan lebih dari sekadar angka pertumbuhan.
“Presiden saat ini memiliki target mendorong pertumbuhan hingga 8%. Tapi sekarang menjadi jelas bahwa anak muda tidak hanya menginginkan pertumbuhan, tetapi juga pemerataan,” kata Anin.
Anin memaparkan, berdasarkan survei internal Kadin, ada empat hal utama yang menjadi perhatian generasi muda Indonesia yang 40% populasinya berusia di bawah 30 tahun, yakni kewirausahaan, lapangan kerja, kesetaraan, dan lingkungan hidup.
“Itu semua adalah peringatan penting bagi kita semua. Dan kami di Kadin menanggapinya dengan serius,” ucap Anin.
Sebagai lembaga payung yang mewadahi seluruh pelaku usaha di Indonesia, Kadin jelas Anin berkomitmen memastikan agar setiap program pemerintah melibatkan sektor usaha dari berbagai skala.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap rencana pemerintah juga melibatkan dunia usaha, baik besar maupun kecil, sehingga dapat mendorong kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja,” jelas Anin.
Salah satu inisiatif yang didukung Kadin adalah pembangunan 80.000 koperasi di seluruh Indonesia yang diharapkan menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
“Di sinilah Kadin dapat berperan dalam peningkatan kapasitas profesional dan koperasi,” tambah Anin.
Selain itu lanjut Anin, program pembangunan 3 juta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah, dari kebutuhan total sekitar 20 juta unit, juga menjadi peluang partisipasi aktif bagi anggota Kadin.
“Jadi, intinya adalah bagaimana investasi besar yang masuk ke Indonesia juga dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat luas. Kalau itu terjadi, Indonesia akan menjadi lebih stabil dan damai” kata Anin.
Kerja Sama Strategis dengan AS dan Uni Eropa
Dalam wawancara terpisah dengan Channel News Asia (CNA), Anin turut membahas perjanjian perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, khususnya dalam konteks mineral kritis seperti nikel dan tembaga.
“Perjanjian ini bukan hanya soal ekspor-impor, tapi juga soal investasi bersama. Pemerintah telah menekankan hilirisasi sebagai kebijakan utama, dan ini memberikan nilai tambah bukan hanya bagi Indonesia, tapi juga konsumen global,” ujar Anin.
Anin menyebut target peningkatan perdagangan dengan AS dari 40 miliar dolar AS menjadi dua kali lipat dalam lima tahun ke depan sebagai langkah positif, terutama jika dibarengi dengan investasi bersama di sektor-sektor strategis.
“Perjanjian dengan Uni Eropa juga merupakan terobosan besar. Pasar UE memiliki 500 juta penduduk dan nilai ekonomi sekitar 21 triliun dolar AS bahkan lebih besar dari AS. Ini membuka peluang besar bagi produk Indonesia, termasuk minyak sawit,” jelas Anin.
Menanggapi pertanyaan soal kepemimpinan ekonomi Presiden Prabowo Subianto yang hampir genap setahun menjabat, Anin menilai pentingnya sinergi antara pemerintah dan dunia usaha.
“Pemerintah bekerja sama dengan Kadin. Berdasarkan undang-undang, semua organisasi usaha, baik swasta, BUMN, UMKM, maupun koperasi harus berada di bawah naungan Kadin,” jelas Anin.
Menurut Anin, kolaborasi erat antara pemerintah dan sektor swasta sangat krusial dalam mewujudkan visi besar untuk generasi masa depan Indonesia.
“Itulah inti dari pesan Presiden, bahwa pembangunan harus melibatkan semua pihak secara aktif,” pungkas Anin.
