Bekasi – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menghadiri peluncuran JK6 Data Center bertajuk ‘Hilirisasi Digital melalui Data Center Bangsa Berkelas Dunia” milik PT DCI Indonesia Tbk (DCII) di Kawasan Industri MM2100 DCI H1 Campus, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (03/06/2025).
Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI Meutya Hafid, dan Direktur Utama DCII Otto Toto Sugiri.
Anindya Novyan Bakrie atau Anin sapaan akrabnya menegaskan pentingnya peran pusat data dalam mendorong hilirisasi digital nasional.
“Hebat, ini baru saja peresmian fase 36 megawatt. Total kapasitas DCI itu 119 megawatt, berkontribusi 40% terhadap kapasitas data center nasional. Saya rasa ini bagus sekali,” ujar Anin.
Menurut Anin, pengembangan data center seperti JK6 merupakan wujud nyata hilirisasi digital Indonesia. Anin juga menekankan pentingnya kedaulatan digital nasional.
“Saya lihat ini benar-benar suatu upaya anak bangsa, dimiliki 100% lokal, tapi dari sisi kualitas tidak kalah dengan pemain global. Infrastruktur data adalah data center. Saya ucapkan selamat kepada DCII. Semoga bisa meningkatkan bukan hanya keamanan digital, tapi juga digital sovereignty, kewibawaan digital Indonesia,” kata Anin.
Menanggapi peran data dalam kerja sama perdagangan dan industri, Anin menyebut ada dua prinsip yang selalu dipegang Kadin yakni strategis dan intelligent.
“Strategis maksudnya apapun yang kita tekuni harus berpikir pada industri atau perdagangan strategis. Tapi juga harus intelligent, bukan hanya pintar secara manusia, tapi juga dengan kecerdasan mesin, seperti AI. Nah, pusat dari semua ini adalah data center,” jelas Anin.
Anin juga menekankan pentingnya menjaga keamanan data, terutama bila data luar negeri disimpan di dalam negeri.
“Kalau bisa, data-data luar negeri makin banyak disimpan di Indonesia. Tapi tentu keamanannya harus dijamin karena data punya kerahasiaan yang tinggi,” tambahnya.
Lebih lanjut dalam kesempatan yang sama, Menteri Komdigi RI Meutya Hafid menyatakan bahwa JK6 menjadi salah satu pusat data terbesar di Indonesia, dengan kapasitas 36 megawatt yang telah tercatat secara resmi di Kementerian Infrastruktur.
“Pusat data ini bukan sekadar bangunan fisik. Di baliknya ada semangat kolektif nasional. Kami apresiasi proses pembangunan JK6 yang melibatkan lebih dari 3 juta jam kerja dan hampir 8.000 tenaga kerja putra-putri Indonesia,” kata Meutya.
Semntara itu, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menekankan pentingnya nomenklatur baru kementeriannya, yang kini secara eksplisit mencakup bidang komunikasi dan digital.
“Ini menunjukkan babak baru, sebuah milestone yang harus kita pijak bersama-sama agar kita bisa melompat jauh ke depan. Infrastruktur kini harus diorkestrasi secara utuh, mencakup pembangunan fisik dan manusia,” ujar AHY.
Lebih jauh, Komisaris Utama DCII Otto Toto Sugiri menyebut bahwa dari 280 juta penduduk Indonesia, sebanyak 220 juta sudah terhubung dengan internet.
Hal ini menjadikan pusat data sebagai infrastruktur krusial dalam perekonomian digital.
“Mulai dari transaksi keuangan, layanan publik, komunikasi sehari-hari, hingga sistem vital perusahaan, semuanya kini bertumpu pada pusat data. Pasar pusat data nasional berpotensi tumbuh pesat dari kapasitas saat ini, yang baru mencapai 300 megawatt,” tandas Otto.
Sebagai informasi, JK6 merupakan fasilitas terbaru dari DCI Indonesia, perusahaan penyedia layanan pusat data terbesar di Indonesia dan menjadi gedung data center tunggal terbesar di Tanah Air dari segi kapasitas.