Jakarta – Badan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung penguatan ekosistem halal nasional. Hal ini diwujudkan melalui partisipasi Kadin sebagai narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) Standar Nasional Indonesia (SNI) Halal yang diselenggarakan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) di Jakarta pada Jumat (03/10/2025).
FGD ini menjadi ajang strategis untuk mempertemukan regulator, lembaga standardisasi, pelaku industri, serta asosiasi dunia usaha dalam menyelaraskan kebijakan halal Indonesia dengan standar nasional maupun internasional. Tujuannya adalah memastikan penerapan Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH) tidak hanya memiliki landasan hukum yang kuat, tetapi juga dapat diimplementasikan secara teknis di seluruh sektor industri dengan standar yang jelas dan seragam serta memiliki daya saing di pasar global.
Dalam paparannya, Kepala Badan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah Kadin Indonesia Titi Khoiriah, menekankan urgensi harmonisasi antara SJPH dengan SNI sebagai pilar penting terkait akselerasi jaminan produk halal, peningkatan sertifikasi halal untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah Indonesia yang memiliki daya saing di pasar nasional maupun pasar global.
“Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH) sudah memiliki dasar hukum yang kuat. Namun, dalam implementasi teknis di industri, diperlukan harmonisasi dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) agar ada kepastian, keseragaman, dan daya saing global produk halal Indonesia di pasar global” jelas Titi Khoiriah.
Menurutnya, tanpa adanya harmonisasi, pelaku usaha akan menghadapi kendala teknis yang berpotensi menghambat peningkatkan produktivitas dan ekspansi pasar halal domestik maupun pasar global. Lebih dari itu, Titi menilai bahwa keterpaduan standar nasional dengan standar global merupakan kunci agar Indonesia mampu meningkatkan pangsa pasar ekspor produk halal dan memperkuat posisinya sebagai pusat ekonomi halal dunia.
“Indonesia perlu aktif selaraskan standar halal maupun aktif memimpin pengembangan standar halal global guna meningkatkan daya saing produk halal dari Indonesia ke dalam rantai nilai global, sehingga dapat meningkatkan pangsa pasar ekspor produk Indonesia,” tambahnya.
Indonesia saat ini tengah berada dalam momentum penting, seiring dengan implementasi kewajiban sertifikasi halal secara bertahap sejak Oktober 2024.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, peluang Indonesia untuk menjadi pusat industri halal global sangat besar. Namun, peluang tersebut membutuhkan dukungan penuh dari sisi regulasi, standardisasi, dan kesiapan industri, maupun akses investasi dan digitalisasi di sektor halal.
Kadin Indonesia melalui Badan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah berkomitmen untuk terus menjembatani kebutuhan dunia usaha dengan para stakeholder untuk mengembangkan ekosistem syariah. FGD yang digelar BSN ini dipandang sebagai langkah strategis untuk memperkuat ekosistem halal nasional agar sejalan dengan roadmap pengembangan industri halal, sekaligus mendorong peningkatan nilai tambah ekspor produk halal Indonesia di pasar global.
Dengan adanya sinergi yang erat antara pemerintah, lembaga standardisasi, asosiasi, dan pelaku industri serta pelaku umkm diharapkan Indonesia tidak hanya menjadi konsumen terbesar produk halal, tetapi juga mampu tampil sebagai pemain utama dalam rantai pasok halal dunia.
