KADIN INDONESIA

Indonesian Chamber of Commerce and Industry

KADIN INDONESIA

Indonesian Chamber of Commerce and Industry

Tarif Trump Jadi Momentum Strategis, Kadin Indonesia Dorong Kolaborasi Bisnis-Akademisi Hadapi Tantangan Global

Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro dan Mikro Ekonomi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Aviliani menyatakan, pelaku usaha nasional kini semakin siap menghadapi tantangan ekonomi global, termasuk dampak kebijakan tarif proteksionis Amerika Serikat (AS).

Hal ini disampaikan Avi sapaan akrabnya dalam seminar bertajuk “Kebijakan Tarif Trump dan Langkah Indonesia di Masa Depan” yang digelar di Perbanas Institute Jakarta pada Selasa (29/04/2025).

“Pengusaha Indonesia harus memandang krisis bukan hanya sebagai ancaman, tetapi sebagai momentum untuk berinovasi dan memperkuat daya saing,” ujar Avi dalam paparannya.

Avi yang juga sekaligus dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi, pelaku bisnis, dan pemerintah dalam merumuskan strategi jangka panjang menghadapi dinamika ekonomi global yang semakin kompleks.

“Selain itu, kerja sama erat antara akademisi, pelaku bisnis, dan pemerintah sangat penting untuk membuat rencana yang bertahan lama,” tambahnya.

Merespons kebijakan tarif resiprokal dari AS, pemerintah Indonesia kata Avi telah membentuk komite gabungan yang melibatkan unsur pemerintah, akademisi, dan dunia usaha.

Langkah ini bertujuan mengidentifikasi hambatan perdagangan serta mendorong deregulasi guna memperkuat investasi dan ekspor nasional.

“Insentif fiskal dan non-fiskal seperti subsidi bunga dan pengurangan pajak terbukti membantu pengusaha untuk tetap bertahan bahkan berkembang,” jelas Avi.

Ia menambahkan bahwa riset industri yang dilakukan lembaga akademik sangat krusial dalam menyusun strategi bisnis yang berbasis data dan relevan dengan kebutuhan pasar global.

Avi menyebut bahwa di tengah menurunnya kerja sama multilateral dan meningkatnya bilateralisme, pelaku usaha harus memanfaatkan perjanjian perdagangan seperti RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership), TIFA (Trade and Investment Framework Agreement), EU-CEPA (European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement), dan Turki CEPA.

“Diversifikasi produk dan eksplorasi pasar non-tradisional menjadi langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada AS dan Tiongkok (China),” ujarnya.

Digitalisasi dan adopsi teknologi juga disebut sebagai pendorong utama efisiensi dan ekspansi pasar.

“Pengusaha harus terus mengikuti tren teknologi dan kebutuhan konsumen agar tetap relevan dan kompetitif,” tambahnya.

Avi juga menyoroti perlunya sinergi lintas sektor untuk menghadapi gejolak global yang kini tak hanya bersumber dari keuangan dan energi, tetapi juga ketegangan geopolitik dan transformasi demografi.

Dengan usia produktif yang terus meningkat, Indonesia disebut memiliki potensi besar untuk mengembangkan pasar domestik yang kuat.

“Diplomasi ekonomi yang aktif, reformasi kebijakan, dan riset yang berkelanjutan adalah pilar utama dalam menciptakan lingkungan usaha yang kompetitif,” kata Avi.

Ia menutup dengan ajakan kepada seluruh pelaku usaha untuk terus berinovasi dan berkolaborasi.

“Sekarang adalah saatnya bagi pengusaha Indonesia untuk maju dengan strategi yang tepat, inovasi yang berkelanjutan, dan semangat kerja sama yang kuat. Kita bisa menjadikan tantangan global sebagai peluang untuk kemajuan bisnis dan perekonomian nasional, jika kita bekerja sama dengan pemerintah dan akademisi,” tandasnya.

Dalam acara kerja sama Kadin Indonesia, Perbanas Institute, Kampus Merdeka dan ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) ini turut menjadi pembicara ialah Rektor Perbanas Institute Hermanto Siregar, Kepala Pusat Kebijakan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI Olvy Andrianita, Staf Ahli Bidang Jasa Keuangan & Pasar Modal Kementerian Keuangan RI Arif Wibisono, Akademisi Perbanas Institute Tifa Noer Amelia, Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ian Syarif Tan, Direktur ITAPS FEM IPB University Sahara, serta Akademisi Perbanas Institute Dyah Nirmalawati.

Pelatihan Calon Mitra MBG Dimulai, Perkuat Kolaborasi dalam Pemenuhan Gizi Anak Indonesia
Kadin Ungkap Nilai Perdagangan Indonesia-AS Bisa Tembus 80 Miliar Dolar AS Seusai Negosiasi Tarif
Ketua Umum Kadin Indonesia Temui Menko PMK, Bahas Sinergi SDM, Pendidikan, dan Industri

KADIN INDONESIA

Indonesian Chamber of Commerce and Industry