Tanjungpinang – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menggelar Rapat Pimpinan Provinsi (Rapimprov) dengan tema “Percepatan Investasi Indonesia Menuju Pertumbuhan Ekonomi di Atas 8% di Provinsi Kepulauan Riau” di Aston Tanjungpinang Hotel and Conference Center, Minggu (09/11/2025).
Dalam sambutannya, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Komunikasi, dan Pemberdayaan Daerah (OKP) Kadin Indonesia, Erwin Aksa yang hadir mewakili Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie menegaskan bahwa Kepri merupakan salah satu pusat pertumbuhan ekonomi paling dinamis di Indonesia dengan berbagai indikator ekonomi yang menunjukkan tren positif sepanjang 2025.
“Pertumbuhan ekonomi Kepri pada 2025 diperkirakan berada di kisaran 5,2-5,4%, didorong oleh sektor industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, serta pemulihan aktivitas pariwisata dan transportasi laut,” ujar Erwin.
Ia menambahkan, realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Kepri juga meningkat signifikan, terutama di Batam, Bintan, dan Karimun, dengan nilai proyeksi mencapai lebih dari 2,8 miliar dolar AS. Angka tersebut menempatkan Kepri sebagai salah satu destinasi investasi utama nasional.
Selain itu lanjut Erwin, inflasi daerah yang terjaga di kisaran 2,5-2,8% menunjukkan efektivitas pengendalian harga pangan. Aktivitas ekspor melalui kawasan Free Trade Zone (FTZ) Batam-Bintan-Karimun serta Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) juga terus meningkat, khususnya untuk produk elektronik, komponen industri, logistik maritim, dan galangan kapal.
“Letak strategis Kepri yang berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia memberikan peluang besar untuk memperkuat kolaborasi regional, mengembangkan pusat logistik maritim, ekonomi digital, serta meningkatkan nilai tambah industri manufaktur,” jelas Erwin.
Namun, menurut Erwin, sejumlah tantangan tetap perlu dihadapi, antara lain modernisasi infrastruktur pelabuhan, percepatan hilirisasi industri, peningkatan daya saing tenaga kerja, serta penguatan UMKM di luar kawasan FTZ. Untuk menjawab tantangan tersebut, Kadin Indonesia menegaskan empat pilar strategis pembangunan ekonomi nasional yakni swasembada, pertumbuhan ekonomi, inklusivitas, dan keberlanjutan.
Empat pilar itu diwujudkan melalui Program Quick Win 2025, yang manfaatnya langsung dirasakan masyarakat dan pelaku usaha.
“Program tersebut mencakup Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Gotong Royong untuk peningkatan gizi anak sekolah, renovasi rumah tidak layak huni melalui kolaborasi CSR, Klinik Gotong Royong dan pelatihan SDM lokal, serta program digitalisasi UMKM guna memperluas pasar dan meningkatkan daya saing usaha kecil,” terang Erwin.
Sementara itu, Wakil Gubernur Provinsi Kepri Nyanyang Haris Pratamura menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kontribusi Kadin dalam memperkuat perekonomian daerah. Ia menilai sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat menjadi kunci bagi Kepri untuk terus tumbuh dan berdaya saing.
“Kita ingin Kepri kembali aktif menjalin kerja sama dengan Singapura, Asia Timur, Eropa, dan Timur Tengah, serta menjadi garda depan kegiatan ekonomi dan investasi nasional,” ujar Nyanyang.
Nyanyang juga mengungkapkan kabar baik bahwa tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Kepri menurun menjadi 6,60 persen pada tahun ini.
“Capaian ini menunjukkan ekonomi Kepri semakin stabil dan terkendali. Pemerintah terus memberi stimulus nonfiskal dan mempercepat proses perizinan agar investasi makin mudah,” tutupnya.
Acara ini turut dihadiri oleh Ketua Umum Kadin Provinsi Kepri Akhmad Ma’ruf Maulana yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Industri, dan Proyek Strategis Nasional Kadin Indonesia, Wakil Ketua Umum Bidang Keanggotaan Kadin Indonesia Widiyanto Saputro dan Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang Zul Hidayat.