Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Investasi, Hilirisasi, Energi dan Lingkungan Hidup menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bertajuk “Investasi Hijau sebagai Pendorong Pertumbuhan Ekonomi 2026” di Hotel The Langham, Jakarta Pusat, Senin (17/11/2025).
Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie dalam sambutannya melalui video conference mengungkapkan transformasi ekonomi hijau kini menjadi fondasi utama penguatan pertumbuhan nasional.
“Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, transformasi ekonomi hijau bukan lagi opsi, melainkan kepercayaan. Kami berkomitmen menjadi mitra strategis pemerintah dalam mendorong investasi hijau sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia 2026,” ujar Anin sapaan akrabnya.
Anin memaparkan capaian satu tahun terakhir, di mana Kadin berada di garis depan memperkuat ekosistem investasi berkelanjutan. Anin menyebut berbagai inisiatif seperti pengembangan monet green investment, kerja sama lintas bidang dengan Kadin Internasional, Kadin Net Zero Hub, serta penyusunan Indonesia Energy Transition Factbook yang memberi panduan konkret bagi pelaku usaha dalam menjalankan transisi energi bersih.
Anin menambahkan, berbagai sektor mulai dari mineral, pertanian hingga energi terbarukan kini menunjukkan penguatan investasi berkelanjutan.
“Kadin akan mendorong penanaman modal yang berorientasi inovasi, efisiensi sumber daya, dan keadilan lingkungan sehingga pertumbuhan ekonomi tidak mengorbankan kelestarian,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Investasi, Hilirisasi, Energi dan Lingkungan Hidup Kadin Indonesia Bobby Gafur Umar, menambahkan bahwa tahun 2026 ditargetkan menjadi tahun akselerasi investasi hijau sebagai kontributor utama pertumbuhan ekonomi.
“Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%, total investasi 2024-2029 harus mencapai sekitar Rp13.032 triliun. Target 2026 diproyeksikan naik 14% dibandingkan target 2025,” ujar Bobby.
Bobby juga menyoroti, dalam 10 tahun ke depan, total penambahan kapasitas pembangkit diperkirakan mencapai 69,53 gigawatt, dengan 61% atau 42,3 gigawatt di antaranya berasal dari energi terbarukan, serta 15% dari sistem penyimpanan energi.
“Ini menunjukkan masa depan energi sangat terkait dengan lingkungan hidup. Kadin harus menjadikan ini fokus rencana kerjanya,” kata Bobby.
Lebih lanjut, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI Todotua Pasaribu menegaskan komitmen pemerintah untuk mendukung investasi energi hijau, meski terdapat tantangan pada biaya produksi.
“Salah satu strategi pemerintah adalah masuk ke dalam program hilirisasi agar kita mandiri dalam material energi hijau, sehingga harga energi hijau dapat kompetitif dan rencana investasi berjalan,” ucapnya.
Dari perspektif lingkungan, Wakil Menteri Lingkungan Hidup/Wakil Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup RI Diaz Hendropriyono, menyoroti pentingnya kolaborasi antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kadin.
“Kami menekankan perlunya kolaborasi untuk mendorong industri hijau dan ekonomi hijau. Baik di dunia maupun di Indonesia, kita menghadapi climate funding gap,” katanya.
Lebih jauh, Wakil Menteri Perindustrian RI Faisol Riza mengajak pelaku usaha untuk mempercepat langkah dekarbonisasi sektor manufaktur.
“Kami mengajak seluruh pelaku usaha terutama yang tergabung di Kadin untuk bekerja sama mewujudkan net zero emission untuk industri 2050, lebih cepat dari target nasional 2060,” jelasnya.