Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong adanya dukungan dan insentif dari pemerintah untuk menggeliatkan industri manufaktur nasional. Hal ini diperlukan setelah kembali turunnya Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur Indonesia ke level 48,9 pada Agustus 2024 mengacu pada laporan S&P Global, Senin (2/9/2024),
“Secara domestik, kami melihat faktor pembiayaan bagi industri manufaktur berorientasi ekspor oleh pemerintah masih dipengaruhi level suku bunga BI yang cukup tinggi, sehingga menyebabkan kredit menjadi mahal,” kata Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Hukum, dan Komunikasi, Yukki Nugrahawan Hanafi.
Yukki juga mengatakan, tantangan produktivitas tenaga kerja Indonesia belum kompetitif jika dibandingkan negara lain di Asia Tenggara, masih menjadi salah satu hambatan yang menahan laju industri pengolahan. Maka dari itu, Kadin mendorong insentif fiskal pemerintah untuk menggeliatkan industri manufaktur nasional.
“Kemudahan berusaha serta rantai pasok dan peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan prasyarat untuk mendorong industri manufaktur agar kembali menjadi penopang perekonomian nasional,” ucapnya.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Agraria, Tata Ruang, dan Kawasan Sanny Iskandar mengatakan, pemerintah diharapkan mampu menjaga sinergi kebijakan antar kementerian lembaga untuk mendukung kinerja industri manufaktur. Ini dinilai penting agar industri manufaktur dalam negeri tak mengalami kemerosotan.
“Pemerintah diharapkan menjaga sinergi kebijakan antar kementerian/lembaga untuk mendukung kinerja industri manufaktur dan tidak malahan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang justru semakin melemahkan dunia industri,” kata Sanny.
Dia mengatakan, penurunan Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur pada Agustus 2024 menunjukkan tren kontraksi dalam beberapa bulan terakhir, sekaligus menandakan industri manufaktur mengalami situasi sulit.
Situasi tersebut tak hanya datang akibat kondisi global, tetapi juga dari dalam negeri. Keadaan rantai pasok yang cukup kompleks juga menambah tantangan tersendiri bagi industri manufaktur di Tanah Air.
Oleh sebab itu, Sanny mendorong agar pemerintah cermat dan tepat dalam mengeluarkan kebijakan.
“Pelaku industri yakin, apabila pemerintah mengeluarkan kebijakan yang pro industri, maka bisa segera mengembalikan PMI manufaktur Indonesia naik lagi pada posisi ekspansi,” pungkasnya.