Siaran Pers
Jakarta, 11 Oktober 2025
No. 52/Sipers/B.4/A.3/2025
Komitmen Investasi Hijau Tembus Lebih Dari Rp200 Triliun Selama Gelaran ISF 2025
Jakarta, 11 Oktober 2025 – Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 resmi ditutup dengan capaian signifikan berupa 13 penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dan 3 launching/deklarasi yang mencerminkan komitmen kuat berbagai pihak untuk mendorong investasi berkelanjutan. Dari kerja sama riset hingga investasi konkret, total nilai komitmen yang tercatat dari seluruh MoU ini mencapai Rp278 triliun, mencakup sektor energi bersih, kelautan, karbon, kehutanan, dan infrastruktur hijau.
Forum ini menandai pergeseran nyata dari diskusi ke aksi, dengan berbagai pihak mengambil bagian dalam mendorong transisi Indonesia menuju ekonomi hijau. Komitmen tersebut tidak hanya berasal dari perusahaan nasional dan global, tetapi juga melibatkan lembaga keuangan internasional, mitra pembangunan, serta pemerintah pusat dan daerah.
“Penandatanganan 13 MoU di kegiatan ISF 2025 kami harapkan akan berdampak langsung bagi pencapaian transisi energi bersih dan ekonomi rendah karbon Indonesia. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak lagi berada di posisi menunggu, tetapi kita aktif memimpin, menjembatani kebutuhan pembangunan nasional dengan agenda keberlanjutan global. ISF kini menjadi platform lintas sektor yang mentransformasi ambisi menjadi aksi konkret,” terang Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Rachmat Kaimuddin.
Senada dengan hal tersebut, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan bahwa MoU yang telah ditandatangani dalam ISF 2025 mencakup berbagai bentuk kerja sama, mulai dari kesepakatan kemitraan strategis, pemberian hibah, hingga komitmen investasi baru. Ia menegaskan bahwa bagian investasi menjadi aspek penting karena tidak hanya menunjukkan besaran nilai, tetapi juga komitmen nyata dunia usaha terhadap agenda pembangunan berkelanjutan yang diusung.
“Untuk yang berbentuk investasi, selain kita melihat dari nilai MoU-nya, ada pula komitmen-komitmen investasi yang menyertainya. Hal ini juga telah disampaikan oleh Menteri Rosan bahwa terdapat investasi yang sudah bisa dikomitmenkan dengan nilai yang mencapai sekitar lebih dari Rp200 triliun. Namun bukan berarti seluruh Rp200 triliun ini akan diinvestasikan pada tahun ini, jelas tidak. Artinya ini menunjukkan komitmen mereka bisa kita anggap sebagai output dari kegiatan ISF 2025,” ungkap Nurul.
Lebih dari sekadar forum diskusi, ISF juga mengangkat peran Indonesia sebagai negara berkembang yang berani memimpin melalui inisiatif konkret, mulai dari pengembangan PLTS terapung, dekarbonisasi sektor industri berat, pembangunan kawasan pesisir berkelanjutan, hingga pemberdayaan ekonomi biru melalui komoditas seperti rumput laut.
“MoU yang kami tandatangani hari ini adalah bukti bahwa dunia usaha Indonesia siap menjadi lokomotif transisi hijau. Investasi hijau tidak hanya memperkuat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membuka peluang besar bagi UMKM, penciptaan lapangan kerja, dan transformasi industri nasional menuju arah yang lebih tangguh dan berkelanjutan. ISF adalah panggung kolaborasi strategis — dan Kadin berkomitmen memastikan agar manfaatnya dirasakan hingga ke pelaku usaha akar rumput,” tambah Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pengembangan Manusia, Kebudayaan, dan Pembangunan Berkelanjutan Kadin Indonesia Shinta W. Kamdani.
Dengan mengedepankan pendekatan kolaboratif antar pemerintah, pelaku usaha, lembaga keuangan, dan mitra pembangunan, penandatanganan MoU ini memperkuat ISF sebagai model baru kemitraan strategis untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sekaligus mempertegas kepemimpinan Indonesia di panggung ekonomi hijau global.
Berikut adalah daftar lengkap dan konteks dari masing-masing MoU yang ditandatangani di hari kedua ISF 2025:
1. Infrastructure Project Facilitation Office (IPFO)
a. Pihak penandatangan: Kemenko Infrastruktur, ADB, KIAT
b. Pembentukan kantor fasilitasi proyek infrastruktur strategis dengan dukungan teknis dan keuangan dari mitra internasional.
c. Komitmen mendukung realisasi investasi infrastruktur senilai USD 11 miliar.
2. Indonesia Incorporated on Seaweed – Advancing a Sustainable Blue Economy
a. Pihak penandatangan : Conservation International, Konservasi Indonesia, APINDO, dan Standard Chartered
b. Fokus pada pengembangan industri rumput laut berkelanjutan yang mendukung ekonomi biru, restorasi laut, dan inklusi ekonomi pesisir.
3. Standby Trade & Loan Facility untuk Proyek Pembangkit Panas Bumi Dieng 2
a. Pihak penandatangan: PT Bank Negara Indonesia (BNI) & PT Geo Dipa Energi
b. Dukungan pembiayaan bagi pengembangan energi panas bumi untuk mempercepat transisi energi bersih nasional.
4. Net Zero Advisory & Solutions Strategic Collaboration
a. Pihak penandatangan: BESTARI & Utomodeck Group
b. Kolaborasi dalam konsultasi strategis dan implementasi solusi dekarbonisasi di sektor manufaktur dan konstruksi.
5. Maritime Infrastructure Partnership for Clean Mobility
a. Pihak penandatangan: PT Utomo Mobilitas Bersih Indonesia, Pyxis Maritime Pte. Ltd
b. Kerja sama membangun infrastruktur maritim rendah emisi, khususnya dalam konteks pelabuhan dan armada kapal hijau.
6. Indonesia – Germany Cooperation for Sustainable Development
a. Pihak penandatangan: GIZ (Jerman) & Kadin Indonesia
b. Inisiatif bersama memperkuat kapasitas sektor swasta Indonesia menuju pembangunan yang tangguh dan netral karbon.
7. Sustainable Forestry-Related Economic Policy and Investment Programs
a. Pihak penandatangan : Kadin Indonesia & Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
b. Uji coba model bisnis hutan lestari dan multiproduk, mendorong peran sektor swasta dalam rehabilitasi hutan berkelanjutan.
8. Carbon Markets Capacity Building
a. Pihak penandatangan : KLH & IETA (International Emissions Trading Association)
b. Peningkatan kapasitas institusi nasional dalam merancang dan mengimplementasikan pasar karbon yang kredibel dan transparan.
9. Advance Sustainable Paper and Packaging Solutions
a. Pihak penandatangan : Asia Pulp & Paper (APP) & Lubrizol
b. Pengembangan solusi kemasan pangan berbasis bahan bio yang dapat terurai alami, mendukung pengurangan limbah plastik.
10. Strategic Alliance PI – ACWA POWER for Industrial Decarbonization of PI
a. Pihak penandatangan : Pupuk Indonesia & ACWA Power
b. Transformasi aset industri pupuk menuju operasional rendah karbon melalui teknologi energi bersih.
c. Potensi nilai investasi hingga USD 250 juta.
11. Green Hydrogen Potential for Decarbonization of Maritime Transportation in Small Island
a. Pihak penandatangan : GIZ, HDF Energy, Neuman & Esser
b. Eksplorasi potensi hidrogen hijau untuk dekarbonisasi transportasi laut di kepulauan terpencil Indonesia.
12. Sustainable Used Cooking Oil Collection and Other Sustainability Initiatives
a. Pihak penandatangan: PT Noovoleum Indonesia Investama & PT Artotel Group Indonesia
b. Kerja sama dalam pengumpulan minyak jelantah berkelanjutan dan pengembangan inisiatif keberlanjutan lainnya.
13. Advancing sustainable trade & investment corridors between Indonesia/Southeast Asia and Hong Kong/Greater China
a. Pihak penandatangan: Kadin Indonesia & South China Morning Post (SCMP)
b. Kolaborasi strategis untuk memperkuat koridor perdagangan dan investasi berkelanjutan antara Indonesia serta kawasan Asia Tenggara dengan Hong Kong dan Tiongkok Raya
Selanjutnya, berikut adalah daftar dari ketiga deklarasi serta peluncuran inisiatif strategis yang turut diumumkan pada hari kedua ISF 2025:
1. Launch of Indonesia Transition Factbook oleh BloombergNEF & Kadin Indonesia
2. Strategic Collaboration for Indonesia’s Low Carbon Future – Carbon Capture Storage (CCS) and Carbon Capture Utilization Storage (CCUS) Roadmap at Block Arun oleh PT Energi Mega Persada (EMP) & PEMA
3. Inauguration of the Indonesian Association of EV Charging Owners (ASPELUSI)
Dengan ditandatanganinya MoU dan kerjasama strategis lintas sektor tersebut, ISF 2025 membuktikan diri sebagai lebih dari sekadar forum dialog, tetapi sebagai platform implementasi yang menjembatani visi global dan kebutuhan lokal. Komitmen nyata dari pemerintah, dunia usaha, dan mitra internasional ini mempertegas bahwa transisi menuju ekonomi hijau bukan lagi sekadar pilihan, tetapi menjadi arah pembangunan utama Indonesia.
ISF 2025 diharapkan terus menjadi ruang akselerasi bagi kebijakan, inovasi, dan investasi hijau yang inklusif dan berdampak. Melalui pendekatan kolaboratif yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, Indonesia menegaskan perannya sebagai kekuatan utama dalam ekosistem keberlanjutan kawasan, sekaligus mitra terpercaya dalam mewujudkan masa depan yang tangguh, adil, dan berkelanjutan.
Tentang ISF
Indonesia International Sustainability Forum (ISF) adalah forum tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2023 dengan nama Indonesia Sustainability Forum (ISF). Forum ini menjadi ruang kolaboratif untuk mendorong investasi, inovasi, dan implementasi nyata dalam transisi menuju pembangunan berkelanjutan.
Sejak pertama kali diselenggarakan, ISF telah mencatat sejumlah capaian penting. Pda tahun 2023, forum ini diluncurkan sebagai country led initiatives yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan. Tahun lalu, ISF mencatat kehadiran lebih dari 11.000 peserta terdaftar dari 53 negara, menjadikannya forum aksi iklim terbesar kedua di kawasan Asia-Pasifik setelah COP. Forum tersebut juga berhasil memfasilitasi 12 nota kesepahaman (MoU) di sektor transisi energi dan dekarbonisasi, serta menghubungkan berbagai proyek strategis dengan sumber pembiayaan baru. (*)
Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
Biro Protokol dan Hubungan Masyarakat
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM
Email: humas@bkpm.go.id
Situs resmi: https://indonesiasustainabilityforum.co.id