Jakarta – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie bersama jajaran pengurus, melakukan audiensi dengan Menteri Keuangan (Menkeu) RI Purbaya Yudhi Sadewa di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis siang (11/12/2025). Pertemuan ini membahas berbagai isu strategis yang tengah dihadapi sektor industri, khususnya baja, alas kaki, serta tekstil dan produk tekstil (TPT).
Anindya atau yang akrab disapa Anin menjelaskan bahwa Kadin datang bersama asosiasi dan pelaku usaha dari tiga sektor utama tersebut, baik di sisi hulu maupun hilir.
“Kami datang dengan asosiasi-asosiasi dan para pelaku di tiga bidang. Yang pertama baja, baik hulu maupun hilir. Yang kedua alas kaki. Dan yang ketiga TPT tekstil dan garmen, yang juga memiliki hulu dan hilir,” ujar Anin.
Anin mengungkapkan bahwa salah satu isu yang mengemuka adalah persoalan impor, terutama di sektor baja.
“Banyak anggota kami menyampaikan agar impor diperhatikan. Kalau legal, ya oke. Tapi kalau ilegal bagaimana? Untuk yang legal pun perlu dilihat kemampuan dari dalam negeri,” jelas Anin.
Selain baja, sektor alas kaki juga menjadi sorotan mengingat kontribusinya yang besar terhadap ekspor ke Amerika Serikat, Kanada, dan Uni Eropa. Menurut Anin, sejumlah hal penting seperti struktur pengupahan dan aspek lingkungan turut dibahas.
Di sektor TPT, pembahasan mengerucut pada penguatan daya saing industri yang selama ini dianggap menurun.
“Tadi juga dibahas soal bagaimana impor bisa dikawal dengan baik supaya industri tetap kompetitif. Bahkan disampaikan bahwa TPT ini bukan industri yang senja, tetapi bisa direvitalisasi,” kata Anin.
Selain isu internal industri, pertemuan juga menyoroti konsistensi regulasi di kawasan pelabuhan, mulai dari aspek cukai hingga pengawasan impor yang dinilai memengaruhi kinerja sektor baja, alas kaki, dan TPT.
Menurut Anin, sinyal positif muncul dari pembicaraan mengenai rencana pembentukan task force terkait deregulasi dan insentif yang diinisiasi Menteri Keuangan.
“Ini adalah cikal bakal yang kelihatannya dibicarakan Pak Menkeu, yaitu satgas deregulasi dan satgas insentif. Kami juga menyampaikan beberapa masukan,” ujar Anin.
Anin menilai komunikasi Kadin Indonesia dengan Kementerian Keuangan RI sangat baik dan disambut positif oleh pelaku industri yang hadir.
“Teman-teman dari sektor baja, alas kaki, dan TPT sangat senang. Mungkin 1-2 minggu lagi kami akan hadir lagi dengan sektor-sektor lainnya,” tambah Anin.
Menanggapi isu mengenai kemungkinan adanya pengawasan fiskal di masing-masing sektor, Anin menegaskan bahwa kebijakan sepenuhnya berada di tangan pemerintah. Namun posisi Kadin jelas yaitu memperjuangkan daya saing industri nasional.
“Ujung-ujungnya fokus Kadin adalah daya saing. Tanpa daya saing, kita tidak bisa meningkatkan investasi dan ekspor,” tegas Anin.
Anin menambahkan bahwa penciptaan lapangan kerja juga menjadi prioritas, sejalan dengan target pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.
“Kalau lapangan kerja tumbuh, daya beli naik. Banyak yang bilang industri ini sudah sunset, tetapi kalau bisa direvitalisasi, itu peluang kita untuk mencapai pertumbuhan 6, 7, bahkan 8 persen nantinya,” tutup Anin.
Hadir dalam audiensi tersebut jajaran pengurus Kadin Indonesia di antaranya Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pembangunan Manusia, Kebudayaan dan Pembangunan Berkelanjutan Shinta W. Kamdani, Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Organisasi Taufan Eko Nugroho, WKU Bidang Pengembangan Asosiasi/Himpunan/Anggota Luar Biasa Benny Soetrisno, WKU Bidang Perindustrian Saleh Husin, WKU Bidang Analisis Kebijakan Makro-Mikro Ekonomi Aviliani, Ketua Pengurus Kadin Indonesia Institute Mulya Amri, dan Kepala Komunikasi Kadin Indonesia Primus Dorimulu.
Selain para pengurus Kadin Indonesia, juga hadir Ketua Umum Indonesia Iron Steel Association (IISA) Akbar Djohan, Ketua The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) Leslie Soemedi, Ketua Indonesian Society Steel Construction (ISSC) Budi Harta Winata, Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprinsindo) Yoseph Billie Dosiwoda, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja, serta Ketua Umum Asosiasi Garmen dan Tekstil Indonesia (AGTI) Anne Patricia Sutanto.