Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, bersama Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia), Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Business France, serta Mouvement des Entreprises de France (MEDEF) International, menggelar Indonesia-France Business Forum 2025 di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) RI, Gedung A.A. Maramis, Jakarta Pusat pada Rabu (28/05/2025). Acara ini digelar bertepatan dengan kunjungan resmi Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia mulai 27-29 Mei 2025.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, mengungkapkan kebanggaannya atas suksesnya forum bisnis yang dihadiri oleh 368 delegasi dari Indonesia dan Prancis.
“Kita sangat berbahagia karena bersama dengan MEDEF, semacam Kadin-nya Prancis, dan Business France, semacam BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal)-nya Prancis, serta pemerintah Prancis, kita baru saja selesai melaksanakan Indonesia-France Business Forum. Ini sangat membanggakan karena jumlah partisipasinya luar biasa,” ujar Anin sapaan akrabnya.
Dalam forum ini, kerja sama Indonesia-Prancis yang ditandatangani mencakup sektor-sektor strategis seperti pertahanan, pertambangan dan hilirisasi, energi terbarukan, kesehatan, pendidikan, telekomunikasi, dan infrastruktur.
Anin menambahkan bahwa total 26 nota kesepahaman (MoU) telah ditandatangani di dua lokasi, yakni di Istana Negara dan Kemenko Perekonomian RI. Adapun 10 MoU yang ditandatangani di Kemenko Perekonomian antara lain:
- Memorandum of Understanding (MoU) antara MEDEF International dan Kadin Indonesia mengenai Food Security and Free Nutritious Meal Program.
- MoU antara PT APINDO dan MEDEF International tentang Strengthening Family Business Cooperation between Indonesia and France.
- MoU antara PT Istana Karang Laut dan SEAOWL SAS mengenai Sustainable Aviation Fuel (SAF) Refinery Project.
- Mutual Agreement antara Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) dan PT HDF Energy Indonesia tentang Green Hydrogen Ecosystem Development in East Nusa Tenggara Province.
- MoU antara PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (PT SMART Tbk.) dan Pacemar.
- MoU antara Crédit Agricole Corporate and Investment Bank (CACIB) dan Danantara mengenai Cooperation for Supporting Sustainable Economic Growth and Transformation.
- MoU antara PT Pertamina New and Renewable Energy dan MGH Energy mengenai LowCarbon and Renewable Fuel Development.
- MoU antara PT Bio Farma (Persero) dan Bionet France mengenai Development of Combined Recombinant Vaccines.
- MoU antara PT SMART Tbk. dan Centre de Coopération Internationale en Recherche Agronomique pour le Développement (CIRAD) mengenai Joint Research on Palm Oil.
- MoU antara Alstom dan MRT Jakarta.
Anin menyebut, nilai agregat (nilai keseluruhan) kesepakatan tersebut mencapai sekitar 11 miliar dolar AS. Anin menilai pencapaian ini sebagai langkah strategis menuju penandatanganan European Union–Indonesia Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU–Indonesia CEPA).
“Bayangkan jika CEPA ini sudah bergerak, tentu jumlahnya bisa lebih berkembang. Indonesia dan Prancis memiliki peran besar di kawasan masing-masing, Indonesia di ASEAN dengan 650 juta penduduk, dan Prancis di Uni Eropa dengan 350 juta penduduk. Dua kawasan ini saling komplementer, bukan bersaing,” jelas Anin.
Senada dengan Anin, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, menegaskan pentingnya kerja sama ini dalam memperkuat hubungan bilateral.
“Sejak pagi tadi, total 26 MoU telah ditandatangani, 16 disaksikan oleh Presiden (Prancis) Macron dan Presiden Prabowo Subianto, dan 10 MoU baru saja kita saksikan. Nilai totalnya sekitar 11 miliar dolar AS,” ungkap Airlangga.
Ia menekankan bahwa kesepakatan ini bukan hanya antar-pemerintah, tetapi juga mempererat hubungan antar-pelaku usaha dan masyarakat kedua negara.
“Prancis dan Indonesia memiliki kesamaan filosofi dalam perdagangan multilateral, dan tanggapan terhadap isu geopolitik serta geoeconomics. Kita ingin membuka lebih banyak perdagangan dan investasi di kedua arah,” lanjut Airlangga.
Sementara itu, CEO MEDEF International Philippe Gautier, menyatakan antusiasme perusahaan-perusahaan Prancis untuk memperkuat kerja sama dengan Indonesia.
“Kami berada di sini bersama dengan sekitar 70 perusahaan. Forum ini sangat menarik setelah pertemuan kedua presiden yang memutuskan untuk bekerja sama lebih erat. Kami tertarik mengembangkan strategi baru dengan Indonesia di berbagai sektor, mulai dari infrastruktur, energi bersih, hingga teknologi baru,” ujar Gautier.
MEDEF Dukung Program MBG Gotong Royong Kadin
Mengenai MoU antara Kadin Indonesia dan MEDEF International, Anin juga menyebut penandatanganan kerja sama itu mencakup di bidang Makan Bergizi Gratis (MBG), yang berkaitan dengan pengembangan industri makanan melalui rencana pendirian 1.000 SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) di Indonesia melalui Program MBG Gotong Royong Kadin Indonesia, yang merupakan salah satu dari 4 program Quick Wins Kadin Indonesia yang tengah gencar dilaksanakan.
“Nah yang menarik juga tadi Kadin menandatangani bersama MEDEF (International), Kadinnya Prancis, kerja sama di bidang MBG. Diketahui bahwa Kadin itu mempunyai rencana untuk membuat hampir 1.000 SPPG atau dapur. Nah tadi MEDEF (Internasional) dengan jaringannya ingin membantu di berbagai macam hal” jelas Anin.
Lebih lanjut, Ketua Satgas MBG Gotong Royong Kadin Indonesia sekaligus Presiden Komisaris Tempo Scan, Handojo S. Muljadi, menegaskan komitmen Kadin untuk mendukung percepatan implementasi program MBG di Indonesia.
“Merupakan suatu kehormatan besar bagi saya untuk hadir di acara penting ini (IndonesiaFrance Business Forum 2025) sebagai Ketua Satgas Makan Bergizi Gratis atau yang juga dikenal sebagai MBG, Satgas MBG (Gotong Royong) dari Kadin,” ujar Handojo.
Satgas MBG Gotong Royong Kadin Indonesia, kata Handojo, merupakan salah satu dari empat program unggulan (quick-win) yang diluncurkan di bawah kepemimpinan Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie.
“Proyek percontohan yang disebutkan sebelumnya juga akan menghasilkan beberapa buku panduan untuk membantu rekan-rekan anggota Kadin Indonesia di seluruh Indonesia yang ingin berpartisipasi membangun SPPG di daerah mereka masing-masing, dan untuk mewujudkan target Satgas MBG (Gotong Royong) Kadin dalam membangun 1.000 SPPG di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Handojo melanjutkan, SPPG yang ditargetkan Kadin akan mendukung Badan Gizi Nasional (BGN), lembaga pemerintah yang bertugas mengimplementasikan program MBG.
“Karena BGN memiliki target monumental untuk membangun 30.000 SPPG dalam waktu dekat,” katanya.
Lebih lanjut, buku panduan yang disiapkan akan memuat hasil pengetahuan dan praktik dari proyek percontohan.
“Buku panduan tersebut akan memuat pengetahuan bersama yang diperoleh melalui Satgas MBG Kadin melalui proyek percontohannya, yang akan mencakup antara lain cara melatih pengelolaan operasional dan pengadaan SPPG, perencanaan sumber daya manusia SPPG, keamanan pangan dan kepatuhan terhadap regulasi SPPG, dan yang tidak kalah penting, administrasi keuangan dan penyusunan anggaran SPPG,” jelas Handojo.
Handojo menekankan pentingnya kerja sama yang erat dengan MEDEF International untuk mempercepat pembangunan SPPG di seluruh Indonesia.
“Saya menantikan untuk bekerja sama dengan anggota MEDEF International yang ditunjuk, guna mempercepat pembangunan lebih banyak SPPG, semakin banyak semakin baik, dan untuk mewujudkan visi Presiden Prabowo Subianto guna memastikan bahwa program MBG akan berhasil dilaksanakan, yang akan memberikan manfaat bagi seluruh Indonesia,” tutupnya.