KADIN INDONESIA

Indonesian Chamber of Commerce and Industry

KADIN INDONESIA

Indonesian Chamber of Commerce and Industry

KADIN INDONESIA

Indonesian Chamber of Commerce and Industry

Jembatan Ekonomi Baru Menuju Eropa

Oleh: Mulya Amri, Ph.D. *)

Tanggal 13 Juli 2025, Indonesia dan Uni Eropa mencapai political agreement untuk Indonesia–EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU‑CEPA), menandai momentum bersejarah bagi kedua pihak. Kesepakatan ini membuka jalan menuju finalisasi perjanjian tersebut secara penuh September mendatang—sebuah tonggak ekonomi yang penting di tengah ketidakpastian global.

Mengapa IEU‑CEPA Strategis?

Uni Eropa adalah mitra dagang dan investasi terbesar kedua Indonesia, setelah Tiongkok. Pada tahun 2023, ekspor Indonesia ke Uni Eropa (UE) bernilai sekitar €13miliar. Saat ini hampir 40% dari ekspor tersebut menikmati skema preferensi tarif yang ditetapkan UE, yaitu Generalised Scheme of Preferences (GSP), namun masih ada 60% yang dikenai tarif normal.

Melalui IEU‑CEPA, cakupan produk yang mendapat tarif nol ini akan diperluas sampai 80% dari seluruh ekspor, termasuk sektor manufaktur dan produk olahan seperti tekstil, alas kaki, perikanan, serta olahan crude palm oil atau CPO. Di tahun 2023, ekspor utama Indonesia ke UE meliputi CPO (USD24,8miliar), batu bara (USD38,8miliar), ferroalloys, dan lain-lain.

Dengan perjanjian ini, akses ke pasar Eropa akan semakin luas, dan potensi ekspor Indonesia ke EU bisa melonjak hingga 50% dalam tiga tahun setelah implementasi penuh. Produk unggulan Indonesia seperti CPO (minyak sawit), elektronik, alas kaki, karet, dan bahan kimia dapat lebih kompetitif dan semakin menarik bagi konsumen Eropa.

Dari sisi investasi, UE adalah sumber modal utama bagi teknologi tinggi dan infrastruktur. Fokus IEU‑CEPA pada proteksi investasi sambil tetap menjaga ruang kebijakan nasional memberi peluang bagi Indonesia menarik investasi secara berkelanjutan. Ditambah lagi, akses pasar UE yang lebih terbuka akan memacu peningkatan nilai tambah di dalam negeri dan menciptakan lapangan kerja.

Manfaat Ekonomi dan Sosial

Ada beberapa manfaat ekonomi dan sosial yang akan didapat Indonesia. Pertama, perdagangan dan inklusi UKM: Indonesia akan menikmati tarif preferensial, sedangkan UKM bisa mengakses pasar EU yang kaya. Ini mendorong diversifikasi ekspor, mengurangi dominasi CPO mentah, dan mendorong pengolahan lokal.

Kedua, investasi dan transfer teknologi. Investor UE—terutama dari Jerman, Belanda, dan Prancis—siap menyuntikkan modal di bidang manufaktur, energi hijau, dan teknologi digital, memacu penciptaan lapangan kerja formal dan transfer keahlian.

Kegita, penciptaan lapangan kerja. Dengan meningkatnya ekspor dan investasi, peluang kerja di sektor manufaktur, pertanian, maupun jasa akan terbuka luas untuk jutaan tenaga kerja. Ekspor produk teknologi tinggi dan pengolahan CPO juga akan membuka lapangan bagi tenaga terampil.

Keempat, pertukaran budaya dan pendidikan. Perjanjian ini mendukung kerja sama lintas bidang di sektor pendidikan, riset, dan budaya. Mahasiswa, peneliti, dan profesional akan mendapat lebih banyak program pertukaran, mempererat hubungan dan pemahaman antarbangsa.

IEU‑CEPA dalam Konteks Diplomasi Ekonomi Global

Sejak dimulainya kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia telah menjalankan diplomasi ekonomi multiarah yang intensif—sebagai implementasi dari strategi “seribu teman masih kurang, satu musuh terlalu banyak”. Ini sangat dibutuhkan dalam kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian.

Puluhan negara telah dikunjungi atau mengunjungi Indonesia, dan semua membahas kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan di berbagai sektor. Keikutsertaan aktif Indonesia dalam KTT BRICS di Rio de Janeiro menunjukkan komitmen terhadap reformasi tata kelola global dan multilateralisme. Dengan Amerika Serikat, Indonesia juga terus menjalin hubungan baik dan melakukan negosiasi guna menurunkan tarif 32% yang dikenakan Presiden Trump dan membuka kesempatan jual-beli komoditas penting seperti mineral kritis dan pangan.

Langkah ini menunjukkan diplomasi ekonomi yang cerdas—menghindari ketergantungan pada satu kekuatan, namun tetap menjaga akses strategis ke berbagai pasar utama dunia.

Progres Positif dengan AS

Sementara itu, Indonesia dan AS sedang berada dalam tahap akhir negosiasi tarif timbal balik. Dalam beberapa minggu terakhir, delegasi Indonesia yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto telah menghitung dan mengajukan beberapa tawaran konkret: penurunan tarif impor, pembelian komoditas dan teknologi AS, hingga kerjasama di sektor mineral kritis.

AS jelas tertarik dengan mineral dari Indonesia seperti nikel, tembaga, kobal, yang akan membantu mereka membangun berbagai industri, termasuk kendaraan listrik. Jika berhasil sebelum 1 Agustus, ini akan membalik tarif 32%, memperluas ekspor ke Amerika Serikat, dan mengundang investasi baru.

Tantangan dan Harapan

Selain membuka akses ekspor, IEU‑CEPA juga akan meningkatkan impor dari Eropa ke Indonesia, terutama produk-produk berteknologi tinggi seperti mesin industri, peralatan medis, kendaraan listrik, serta bahan baku farmasi. Hal ini positif karena akan mempercepat modernisasi industri dalam negeri, mendukung hilirisasi, dan meningkatkan kualitas layanan publik, khususnya di sektor kesehatan dan pendidikan.

Namun, terbukanya pasar domestik juga mengandung risiko: produk lokal—terutama dari UKM—dapat kalah bersaing jika tidak siap dari segi kualitas, harga, dan efisiensi. Untuk mengatasi ini, pemerintah dan pelaku usaha perlu memperkuat pendampingan, pelatihan teknologi, serta pembiayaan bagi UKM, sekaligus memanfaatkan alih teknologi dari mitra UE sebagai bagian dari strategi transfer kapabilitas.

Kesimpulan: Momentum Transformasi

Perjanjian IEU‑CEPA yang akan segera diratifikasi bukan hanya soal perdagangan—ini adalah upaya strategis untuk menempatkan Indonesia sebagai hub manufaktur inklusif dan pusat diplomasi ekonomi global. Perjanjian ini akan membuka pasar EU, menarik investasi berkualitas, menciptakan lapangan kerja, serta memperluas jangkauan diplomasi ekonomi kita.

Sepanjang proses perundingan IEU‑CEPA, Kadin Indonesia di bawah kepemimpinan Ketua Umum Anindya Bakrie memainkan peran strategis sebagai jembatan antara dunia usaha nasional dan para perunding dari pihak pemerintah. Melalui berbagai forum konsultasi, policy brief, hingga dialog bersama mitra Eropa, Kadin turut mengawal agar isi perjanjian mencerminkan kepentingan sektor usaha Indonesia—baik industri besar maupun UKM.

Di fase implementasi mendatang, Kadin juga siap menjadi mitra utama pemerintah dalam sosialisasi manfaat CEPA, pelatihan teknis, dan pemetaan kesiapan sektor usaha. Kolaborasi erat ini memastikan bahwa IEU‑CEPA bukan hanya perjanjian di atas kertas, tapi benar-benar memberikan manfaat konkret bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan peningkatan daya saing global pelaku usaha Indonesia.

Di saat dunia menghadapi ketidakpastian dan proteksionisme, tercapainya political agreement untuk IEU-CEPA ini menunjukkan keberanian dan visi yang matang dari pemerintah Indonesia. Ditambah dengan semakin dekatnya kesepakatan dengan AS, Indonesia juga semakin kredibel dan diminati. Sekarang tugas kita: pastikan IEU‑CEPA diratifikasi, persiapkan perusahaan Indonesia, baik kecil, menengah, maupun besar, untuk meningkatkan ekspor ke Eropa, dan awasi pelaksanaannya agar dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat.***

*) Mulya Amri, PhD, Direktur Eksekutif Kadin Indonesia Institute.

Kadin Ungkap Jurus Kunci Dongkrak Ekonomi di Tengah Krisis Global
“Weekend At Parapuar” Resmi Diluncurkan, Kadin Kabupaten Manggarai Barat Optimistis Bakal Dongkak Ekonomi Lokal
Kadin Provinsi Sulawesi Tenggara Bangun 18 Dapur MBG Standar Ketat, Dukung Target Pertumbuhan Ekonomi 8%

KADIN INDONESIA

Indonesian Chamber of Commerce and Industry

KADIN INDONESIA

Indonesian Chamber of Commerce and Industry