Dalam menjalankan upaya pengelolaan hutan dan sumber daya alam yang berkelanjutan, Forest Stewardship Council (FSC) telah mengembangkan kebijakan yang dikenal dengan sebutan FSC Policy for Association (PfA).
Berkaitan dengan upaya pengelolaan hutan dan SDA yang berkelanjutan, WKU Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Silverius Oscar Unggul mengadakan diskusi bersama Country Manager FSC, Hartono Prabowo, dan sejumlah pengurus terkait untuk memahami serta membahas tantangan dan peluang yang muncul dalam pelaksanaan kebijakan ini, termasuk framework remediasi dalam menjaga keberlanjutan hutan dan Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia, pada Senin (11/9/2023).
Sebagai kelanjutan dari pertemuan ini, akan disampaikan rekomendasi dan usulan kepada FSC guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi strategi proses remediasi serta pelaksanaan kebijakan yang juga turut mendukung program Regenerative Forest Business Hub (RFBH) yang diinisiasi oleh Kadin Indonesia.
Diskusi ini dipandang sangat strategis bagi perusahaan kehutanan dan kehutanan Indonesia terutama untuk lebih memahami dampak dari implementasi kebijakan PfA dan Remedy Framework dalam konteks keberlanjutan hutan dan sumber daya alam. Selain itu, juga dapat memberikan masukan strategis kepada Board FSC dan melihat adanya peluang untuk mensinergikan konteks dan praktek usaha hutan dan kehutanan nasional di Indonesia dengan kebijakan PfA dan Remedy Framework dengan kebijakan dan strategi nasional Indonesia terkait Nationally Determined Contribution (NDC) dan FOLU Net Sink 2030.
“Stakeholder dan publik perlu lebih memahami kebijakan PfA dan Remedy Framework serta peran dan tanggung jawab para pemangku kepentingan dalam implementasi maupun mitigasi dampak dari penerapan kebijakan ini. Kami tidak hanya mengidentifikasi tantangan dalam implementasi PfA dan Remedy Framework dalam konteks nasional saja, akan tetapi peluang untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi strategi dalam proses remediasi dan implementasi kebijakan,” kata Silverius.