Logo Kadin Indonesia

KADIN INDONESIA

Indonesian Chamber of Commerce and Industry

KADIN INDONESIA

Indonesian Chamber of Commerce and Industry

KADIN Indonesia dan Western Sydney University Perluas Kemitraan SDGs di Indonesia

Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bekerjasama dengan Western Sydney University menjajaki peluang lebih lanjut dalam kolaborasi Australia dan Indonesia untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) PBB.

Wakil Ketua Umum KADIN Koordinator Bidang Maritim, Investasi dan Luar Negeri Shinta W. Kamdani mengatakan, untuk mengadopsi dan menerapkan implementasi SDGs dapat mulai dilakukan di lingkungan universitas. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai target pelaksanaan pembangunan berkelanjutan seperti yang tertuang dalam agenda pembangunan 2030.

“Indonesia memposisikan SDGs sebagai arus utama semua pembangunan ekonomi baik di pusat dan daerah untuk mendorong pencapaian target. Hal ini harus kita paresiasi,” ungkap Shinta dalam forum diskusi bertajuk Partnerships Advancing the United Nations SDG’s in Indonesia, Selasa (12/7/2022).

Melalui komitmennya yang kuat, lanjut Shinta, Indonesia dapat mencapai SDGs bahkan lebih awal dari tahun 2030, terutama dengan dukungan dan kolaborasi yang kuat di antara semua pemangku kepentingan terkait termasuk pemerintah, sektor swasta, dan juga institusi perguruan tinggi.

KADIN mencatat, pada tahun 2020, sekitar 74% desa berkontribusi pada pencapaian SDGs nasional. Pencapaian ini diraih karena keterlibatan komunitas akar rumput yang memainkan peran penting, termasuk andil Universitas Lokal. “Menerapkan SDGs di level universitas bisa menjadi solusi utama dalam kondisi kita saat ini. Kita telah melihat banyak Universitas terlibat dengan beberapa tujuan SDGs, mencoba memasukkan misi ke dalam kurikulum, studi program, dan bahkan interaksi sosial,” kata Shinta.

Universitas, kata dia, bertanggung jawab untuk berkontribusi pada SDGs baik di tingkat internasional, nasional, dan tingkat lokal. Untuk pencapaian SDGs dapat dilakukan melalui inovasi dan penelitian pendidikan, memastikan setiap kampus memasukkan SDGs sedemikian rupa program-program, dapat mencakup isu-isu seperti netral karbon, ekonomi sirkular, energi terbarukan pembangunan dan memberikan nilai-nilai lingkungan lainnya.

Shinta yang juga merupakan Ketua Penyelenggara B20 Indonesia mengatakan, dalam presidensi G20 Indonesia menyoroti tiga isu prioritas, yakni transisi energi, transformasi digital dan arsitektur kesehatan global. Demikian juga, dengan hal lainnya yang mengangkat 17 SDGs untuk diselaraskan dengan rekomendasi kebijakan yang dibuat, termasuk di B20.

“Karena Indonesia menerapkan SDGs dalam isu-isu prioritas presidensi G20, Indonesia harus membuka jalan bagi universitas untuk ambil bagian,” kata Shinta.

Di negara-negara G20, pendidikan adalah kunci untuk mendapatkan pekerjaan, kemajuan sosial ekonomi, mengurangi ketidaksetaraan dan keluar dari kemiskinan, sesuai dengan Sasaran 1 dan 10. Untuk bisnis termasuk yang ada di komunitas B20, sistem pendidikan adalah kunci untuk saluran bakat, daya saing, dan produktivitas, sesuai dengan Tujuan SD nomor 9. B20 Indonesia melihat keterkaitan pendidikan tinggi dalam kaitannya dengan ketenagakerjaan dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Selaras dengan SD Goals 4 dan 8, B20 Indonesia mengakui pentingnya bagaimana kualitas pendidikan mempengaruhi mata pencaharian pekerjaan hingga masa depan pekerjaan. Sejalan dengan itu, Task Force Future of Works and Education B2O telah merumuskan rekomendasi kebijakan inklusif yang mewakili kesejahteraan kaum muda dan pekerja yang selaras dengan permintaan pasar tenaga kerja, khususnya di negara-negara G20.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum KADIN D.I. Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi menyampaikan bahwa salah satu perhatian dari perjuangan mencapai SDG adalah dalam hal pemberdayaan perempuan atau ‘women empowerment’ dan perlindungan anak.

Menurut GKR Mangkubumi, pihaknya memiliki perhatian serius terhadap bagaimana keterlibatan perempuan dalam seluruh kegiatan ekonomi.

“Perempuan memiliki hak yang sama untuk dapat berkiprah di segala bidang ekonomi, demikian juga dengan akses untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya dan memperoleh pekerjaan. Perempuan juga memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin,” ungkapnya.

Dia mengatakan, ada sekitar 200.000 mahasiswa di D.I.Y yang mendapatkan akses pendidikan tinggi per semesternya. Ke depan, harapannya pendampingan dan pembinaan untuk program SDGs bisa lebih ditingkatkan dan merata ke berbagai daerah.

Rektor Western Sydney University, Prof. Barney Glover menyatakan komitmennya dalam mendorong pelaksanaan program SDGs, termasuk memperluas kemitraan di Indonesia yang tengah memajukan keberlanjutan (sustainability).

Western Sydney University baru-baru ini menempati peringkat pertama secara keseluruhan di seluruh dunia dan peringkat pertama di Australia dalam peringkat tahunan bergengsi, Times Higher Education (THE), yang menilai universitas atas komitmen mereka terhadap SDGs berdasarkan pengajaran, penelitian, penjangkauan, dan pelayanan.

“Western Sydney University berkomitmen untuk mengatasi tantangan zaman kita, dan bersama dengan mitra internasional kami, termasuk Indonesia, kami dapat membuat perbedaan untuk masalah kompleks yang dihadapi planet ini dengan menyatukan peneliti dan pendidik terbaik kami untuk mengembangkan solusi yang dibutuhkan untuk menopang generasi yang akan datang,” pungkas Barney Glover.

##

Ekonomi RI Kuat Hadapi Krisis Timur Tengah
Kadin: Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Harus Segera Diantisipasi
Libur Lebaran Tak Mengganggu Produktivitas Perusahaan

KADIN INDONESIA

Indonesian Chamber of Commerce and Industry