Logo Kadin Indonesia

KADIN INDONESIA

Indonesian Chamber of Commerce and Industry

KADIN INDONESIA

Indonesian Chamber of Commerce and Industry

KADIN Indonesia menyatakan siap meningkatkan hubungan kerjasama dagang dengan Palestina
KADIN Indonesia Siap Tingkatkan Kerja Sama Dagang dengan Palestina

KADIN Indonesia Siap Tingkatkan Kerja Sama Dagang dengan Palestina

Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menyatakan siap meningkatkan hubungan kerjasama dagang dengan Palestina, terutama pada bidang teknologi digital, UMKM, pertanian, industri  marmer, industri pariwisata rohani dan pengembangan SDM. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid, menanggapi pertemuan Kadin Indonesia dengan Perdana Menteri Palestina Mohamad I M Shtayyeh di sela-sela lawatannya ke Indonesia, Senin (24/10).

Peluang kerjasama akan ditingkatkan melalui komunikasi yang intens bersama PCCIA (Federation of Palestinian Chambers of Commerce, Industry and Agriculture). Delegasi Palestina yang hadir, antara lain Menteri Luar Negeri Palestina Riad N A Malki, Gubernur Otoritas Moneter Palestina Feras A H Milhem, Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair S M AlShun, dan Presiden FPCCIA Omar M S Hashem. KADIN Indonesia juga dihadiri Wakil Ketua Koordinator KADIN Indonesia Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta Kamdani, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Hubungan Internasional Bernardino Vega, Ketua Komite Tetap KADIN Indonesia Wilayah Timur Tengah dan OKI, Dharma Djojonegoro, dan Ketua Komite Bilateral Indonesia Palestina KADIN Indonesia, Riva Setiawan.

Ketum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid sangat mengapresiasi upaya Palestina untuk mendorong pertumbuhan ekonominya di tengah komplikasi masalah yang sedang dihadapi. Pasalnya, selain tantangan geopolitik yang belum berakhir, pengakuan dunia internasional yang berdampak pada hubungan bilateral, pandemi juga turut mempengaruhi aktivitas ekonomi negara tersebut.

“KADIN Indoensia akan terus mendorong hubungan yang kuat dan mendukung rakyat Palestina melalui keterlibatan ekonomi yang sifatnya non blok, inklusif, dan berkelanjutan. Perdamaian di Palestina harus terus didorong dan pengembangan ekonomi menjadi salah satu persyaratan kunci untuk mencapai perdamaian tersebut,” ujar Arsjad.

Diketahui, tahun lalu Palestina mencatat nilai perdagangan sebesar US$1,5 juta atau menurun dari pencapaian tahun sebelumnya US$3,6 juta. Kendati demikian, prospek kerja sama bilateral Indonesia-Palestina dapat ditingkatkan. Menurutnya, rata-rata lima komoditas besar seperti bahan bakar mineral, komoditas pertanian, pakan ternak siap saji dan lainnya, sangat dibutuhkan Palestina. Sebaliknya, Indonesia dapat meningkatkan permintaan untuk kurma dan minyak zaitun, Selain produk pertanian, lanjut dia, prospek lainnya terkait ekonomi digital, industri pariwisata, dan kerja sama pengembangan SDM.

Tak hanya itu, KADIN Indonesia juga terus mengikuti pertumbuhan startup di seluruh wilayah Palestina, khususnya di Rammalah. Pertumbuhan digital itu ditopang oleh penduduk usia muda dan lulusan baru sekitar 3000 orang muda Palestina yang unggul dan siap kerja setiap tahunnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

Ketua Komite Bilateral Indonesia Palestina KADIN Indonesia, Riva Setiawan menambahkan, Indonesia memiliki kemudahan untuk meningkatkan kerja sama bilateral dengan Palestina karena telah memiliki pengalaman dan dasar kesepahaman bersama. Sejak 2018, melalui Perpres No 34/2018, Indonesia-Palestina sepakat untuk meningkatkan hubungan persahabatan dan persaudaraan kedua negara, penguatan kerja sama dagang, dan peningkatan dukungan Indonesia untuk kehidupan sosial dan kemandirian ekonomi Palestina. Salah satu kesepakatan konkrit adalah penghapusan tarif bea masuk produk kurma dan minyak zaitun dari Palestina.

“Fasilitas dagang tersebut telah memberikan daya tarik tersendiri bagi wujud konkrit kerja sama dagang kedua belah pihak, dan mudah-mudahan dapat diberlakukan juga untuk produk-produk lain dalam rangka meningkatkan hubungan dagang antara kedua negara,” katanya.

Adapun dalam catatan USComtrade, Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan bersama Palestina sebesar US$8,7 juta dalam 20 tahun terakhir. Nilai ekspor Indonesia ke Palestina sepanjang 20 tahun terakhir mencapai US$20,2 juta, sedangkan impor sebesar US$11,5 juta. Hingga Juli 2022, nilai perdagangan kedua negara naik 21,28 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Pihaknya menegaskan, mendukung berbagai inisiatif pemerintah Indonesia dalam mengupayakan dan memperjuangkan solusi demi terciptanya stabilitas politik dan meningkatkan kerja sama dagang dengan Palestina.

“Kami berkomitmen mendukung solusi dua negara yang sedang bertingkai dan semua kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia untuk mempromosikan perdamaian jangka panjang. Perdamaian global tidak hanya soal Rusia-Ukrania dan mengabaikan masalah yang ada di Palestina,” kata Riva.

 

Dilansir dari Bisnis Indonesia.

Ekonomi RI Kuat Hadapi Krisis Timur Tengah
Kadin: Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Harus Segera Diantisipasi
Libur Lebaran Tak Mengganggu Produktivitas Perusahaan

KADIN INDONESIA

Indonesian Chamber of Commerce and Industry