Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI, serta Astra berkolaborasi meluncurkan kelas Smart Export Strategy di ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 yang berlangsung di BSD, Tangerang, pada Jumat (17/10/2025).
Program ini menyoroti poin klasik pelaku UMKM Indonesia yakni memiliki produk berkualitas, tetapi tersendat di strategi. Dari 66 juta lebih pelaku UMKM di Indonesia, hanya sekitar 35.000 hingga 40.000 yang aktif mengekspor.
Sementara itu, target nasional menuntut lahirnya 500.000 eksportir baru pada 2030, dengan kontribusi UMKM terhadap ekspor yang masih di bawah 15%. Jurang besar ini menjadi bukti bahwa peningkatan sumber daya manusia (SDM) di bidang ekspor kini menjadi kebutuhan mendesak.
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pengembangan Ekspor Kadin Indonesia Juan Permata Adoe menilai kolaborasi ini sebagai langkah penting memperkuat daya saing nasional di tengah perlambatan ekonomi dunia.
“Indonesia butuh eksportir yang asertif, bukan reaktif. Pemain global memenangkan pasar karena mereka menyiapkan strategi, bukan menunggu kesempatan,” ujar Juan.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP) Kemendag RI Sugih Rahmansyah menyebut ekspor bukan lagi sekadar urusan logistik atau pengiriman barang.
“Ini soal kemampuan membaca pasar dan mengelola posisi tawar. Kita ingin mencetak eksportir yang berpikir strategis global sejak tahap produksi, bukan hanya setelah barang siap dikirim,” tutur dia dalam keterangan tertulisnya.
Dari sektor swasta, Ketua Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA) Rahmat Samulo melihat penguatan SDM ekspor sebagai investasi jangka panjang bagi daya tahan ekonomi Indonesia.
“Kami tidak melihat pelatihan seperti ini sebagai kegiatan CSR, tapi sebagai investasi. Kalau UKM memahami strategi, mereka bisa naik kelas dan masuk ke rantai pasok global,” kata Rahmat.
Dengan tema “Discover Indonesia’s Excellence: Trade Beyond Boundaries,” TEI 2025 menjadi panggung bagi transformasi paradigma ekspor Indonesia dari berbasis komoditas menuju berbasis strategi dan nilai tambah. Kelas Smart Export Strategy bukan sekadar pelatihan, melainkan awal dari gerakan nasional penguatan kapasitas ekspor yang menempatkan manusia sebagai faktor utama daya saing.