Badung, Bali – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Bali Made Ariandi, tampil sebagai pembicara kunci dalam acara Breakfast Roundtable bertajuk “Bali Wellness, Tourism, and Property Opportunities” yang diselenggarakan di Anvaya Hotel Bali, Kuta, pada Minggu (12/10/2025).
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Trade Mission to Indonesia yang difasilitasi oleh Atase Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington D.C. bekerja sama dengan Asian American Chamber of Commerce (AACC).
Di hadapan para calon mitra investasi dari Amerika Serikat (AS) dan perwakilan pemerintah provinsi Bali, Made Ariandi memaparkan visi ekonomi Bali yang bertransisi dari pariwisata massal menuju ekonomi berbasis nilai, dengan menekankan prinsip ESG (Environment, Social, and Governance) dan komitmen Bali Net Zero Emission (NZE) 2045.
Dalam presentasinya, Made Ariandi menyoroti tiga pilar utama peluang investasi yang sinergis:
1. Komoditas Unique Origin dan Premium:
Kadin Prrovinsi Bali mendorong investasi pada pengembangan komoditas unik seperti Kopi Jamu (perpaduan Kintamani Arabica dengan rempah fungsional), buah khas Bali seperti salak gula pasir dan manggis yang ditanam dengan sistem agroforestry berkelanjutan, serta komoditas bernilai tinggi seperti vanili dan kakao artisan. Penekanan diberikan pada pentingnya sertifikasi dan kemitraan fair trade untuk menembus pasar premium di AS.
2. Transisi Energi Hijau (Green Economy):
Investasi dialokasikan untuk mempercepat proyek energi terbarukan (seperti Rooftop PV), pembangunan infrastruktur pendukung seperti BESS (Battery Energy Storage Systems), dan adopsi bridge technologies untuk mengurangi emisi segera di sektor pariwisata.
3. Investasi Nasional Berdampak Tinggi (Ekosistem Garam):
Made Ariandi secara strategis memperkenalkan peluang investasi di sektor garam, bukan hanya Garam Gourmet Bali (Amed/Kusamba) yang bernilai tinggi, tetapi juga proyek nasional.
”Indonesia menargetkan swasembada garam industri pada tahun 2027. Ini adalah peluang besar bagi investor AS untuk membawa teknologi pemurnian garam (Refineries, MVR, SWRO) untuk meningkatkan kualitas garam rakyat dari 92% NaCl menjadi >98% NaCl, menutup defisit impor nasional sekitar 3 juta ton per tahun,” ujar Made Ariandi.
Investasi ini diharapkan tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga dampak sosial-ekonomi yang signifikan di tingkat nasional.
Acara yang berlangsung dari pukul 09.30 hingga 11.30 WITA tersebut juga menampilkan presentasi dari lima pelaku usaha perdagangan (Bali Ayu Shop, PT Bali Tangi, PT Alami Oiland Semesta, Citra Ayu Bali, Padma Herbal Bali, dan Mantap Spa and Wellness center), serta inisiator proyek dari Kepala Dinas Penanaman Modal dari Jembrana, Karangasem, Bangli, dan Klungkung, yang memaparkan potensi Smart Project di daerah mereka, termasuk pengembangan rumput laut, kakao, dan kopi Arabika.
Sesi Networking di akhir acara dimanfaatkan secara maksimal oleh Ketua Umum Kadin Provinsi Bali dan para pelaku usaha untuk menjajaki kesepakatan langsung dengan para delegasi AS. Kadin Provinsi Bali optimis bahwa kolaborasi ini akan memperkuat posisi Bali sebagai hub investasi berkelanjutan dan menjadi model bagi pengembangan ekonomi berbasis ESG di Indonesia.