Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) akan menggelar kegiatan Retret Kadin 2025 pada awal Agustus di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah. Retret ini rencananya akan diikuti oleh sekitar 150 pimpinan Kadin, termasuk para Ketua Umum Kadin se-Indonesia.
Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie menyebut retret ini bukan sekadar konsolidasi internal, melainkan juga bagian dari penguatan kemitraan strategis antara dunia usaha dan pemerintah.
Kadin kata Anin sapaan akrabnya, ingin menegaskan pentingnya ketahanan ekonomi sebagai bagian dari ketahanan nasional. Anin menegaskan bahwa tidak akan ada ketahanan nasional tanpa ketahanan ekonomi, apalagi di tengah dinamika ekonomi global saat ini.
“Kita ingin menguatkan konsolidasi internal, tapi juga menguatkan kemitraan strategis dengan pemerintah, dan yang paling penting bagaimana menggerakkan organ Kadin sampai ke Kabupaten/Kota mulai dengan Kadin Provinsi,” ujar Anin
Dijelaskan Anin, retret ini dirancang dengan nuansa kebangsaan yang kuat. Para peserta akan mengenakan seragam loreng, dan direncanakan berangkat menggunakan pesawat Hercules.
“Persiapannya luar biasa. Bajunya sudah ada, lorengnya sudah. Warnanya loreng biru, mirip Angkatan Laut tapi berbeda. Teman-teman (Kadin) juga semangat untuk naik Hercules, dan kita tinggal di kemah,” ungkap Anin.
Kadin juga berharap Presiden RI Prabowo Subianto dapat hadir dalam kegiatan tersebut untuk memberikan pengarahan langsung. Menurut Anin, semangat perjuangan dibutuhkan pengusaha di tengah kondisi ekonomi global yang tidak sedang baik-baik saja.
“Kami Kadin berharap Pak Presiden Prabowo bisa hadir Untuk memberikan pengarahan, bagaimana pengusaha kita ini ya siap berjuang. Karena memang perekonomian dunia tidak lagi baik-baik saja. Jadi itulah, pengusaha adalah salah satu building block atau pilar untuk ketahanan nasional,” tegas Anin.
Lebih lanjut, dalam konteks kepemimpinan nasional, Kadin melihat adanya pergeseran pendekatan pembangunan. Anin menilai bahwa Presiden RI Prabowo Subianto menitikberatkan pada penyediaan sarana, bukan sekadar bantuan langsung.
“Kami melihat setiap kepemimpinan itu ada fokusnya. Presiden Prabowo ini fokusnya untuk menyediakan kailnya, bukan ikannya,” jelas Anin.
Salah satu program yang dinilai selaras dengan visi tersebut kata Anin adalah Makan Bergizi Gratis (MBG), yang dinilai membuka ruang besar bagi keterlibatan dunia usaha.
“Itu banyak sekali, Kadin bisa berbuat dan sudah berbuat. Kadin berupaya untuk mendapatkan 1.000 SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi),” kata Anin.
Meski menjadi mitra strategis pemerintah, Kadin menegaskan tetap bersifat non-budgeter demi menjaga independensi.
“Kadin ini wadah dunia usaha, tapi non-budgeter. Dan kita suka itu, karena itu membuat menjadi lebih independen, walaupun bermitra strategis dengan pemerintah,” tandas Anin.