Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Universitas Pertahanan (Unhan) RI dan Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI menggelar FGD bertajuk “Strategi Pengelolaan Kawasan Perbatasan Dalam Rangka Menjaga Keamanan Laut Dan Meningkatkan Perekonomian serta Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas – Prov. Kepulauan Riau”, Rabu (16/7/2024).
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pembangunan Kawasan Perbatasan, Eddy Suryadi mengatakan kawasan perbatasan Natuna dan anambas di Kepulauan Riau memiliki posisi strategis di perairan Laut China Selatan. Wilayah ini tidak hanya penting secara geografis dan geopolitik, tetapi juga secara ekonomi, dimana kaya akan sumber daya alam, termasuk minyak, gas, perikanan, dan pariwisata. Letaknya yang berada di jalur pelayaran internasional menjadikan Natuna dan Anambas sebagai salah satu titik kunci dalam menjaga keamanan laut Indonesia serta stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
Natuna dan Anambas berada di jalur pelayaran internasional yang sangat penting, khususnya di Laut China Selatan yang menjadi rute perdagangan utama antara Asia Timur dan Asia Tenggara. Posisi ini menjadikan Natuna dan Anambas sebagai wilayah yang strategis baik dari segi ekonomi maupun keamanan. Natuna dan Anambas terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya, terutama minyak dan gas alam yang ditemukan di lepas pantainya, begitu pula di sektor perikanan dan pariwisata.
“Natuna dan Anambas penting untuk dikelola dengan baik, demikian juga dengan penguatan pertahanan dan keamanan di kawasan ini menjadi prioritas untuk menjaga kedaulatan negara dan memastikan stabilitas regional,” kata Eddy.
Di sisi lain, infrastruktur yang kurang memadai, akses yang terbatas, serta tingkat kesejahteraan yang masih rendah menjadi tantangan tersendiri. Strategi pengelolaan kawasan perbatasan Natuna dan Anambas diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang aman dan stabil, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan pembangunan infrastruktur yang memadai. Dengan demikian, Natuna dan Anambas dapat menjadi model bagi pengelolaan kawasan perbatasan lainnya di Indonesia.