Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid mengatakan, sektor swasta berperan signifikan untuk memperkuat reformasi kebijakan di negara-negara Asia Tenggara.
Sebagai salah satu pilar pertumbuhan ekonomi, swasta aktif membantu pemerintah untuk mendorong reformasi kebijakan dan menempatkan ASEAN menjadi pusat keterhubungan ekonomi global.
“Penyelenggaraan KTT ASEAN Business & Investment Summit 2023 memperkuat posisi sektor swasta dalam mendorong reformasi kebijakan dan menempatkan ASEAN sebagai pusat keterhubungan ekonomi global,” kata Arsjad saat berpidato pada pembukaan ASEAN Business & Investment Summit (ABIS) 2023 di Hotel Sultan Jakarta, Minggu (3/9/2023).
Hadir pada pembukaan ABIS 2023, di antaranya Menteri Perdagangan Republik Indonesia Zulkifli Hasan, Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn, Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia dan Pasifik (ESCAP) Armida Salsiah Alisjahbana, dan mantan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.
Arsjad mengatakan ABIS 2023 mempertemukan lebih dari 2.000 peserta dari 50 negara, yang memiliki latar belakang pemerintahan, CEO, maupun eksekutif senior yang mewakili perusahaan multinasional dan regional.
Peran Strategis Swasta
Pertemuan yang diinisiasi ASEAN Business Advisory Council, juga menyoroti peran strategis sektor swasta dalam mendorong diskursus global dan regional mengenai tema-tema utama KTT, seperti Transformasi Digital, Pembangunan Berkelanjutan, Ketahanan Kesehatan, Ketahanan Pangan, dan Fasilitasi Perdagangan dan Investasi.
Di bawah keketuaan Indonesia, lanjutnya, ASEAN kini tampil sebagai salah satu organisasi regional yang paling mampu bertahan dan sukses menciptakan pendekatan yang berpusat pada pembangunan ekonomi dan keamanan regional yang diwujudkan dalam konsep “Sentralitas ASEAN.”
Sejak didirikan pada 1967, ASEAN telah menunjukkan komitmen yang kuat mendorong integrasi regional, menjaga stabilitas, dan mencapai kemajuan signifikan pembangunan ekonomi dan kemajuan teknologi.
“Dipicu oleh stabilitas politik, integrasi regional, dan masyarakat kelas menengah yang berkembang pesat, ASEAN menawarkan peluang bisnis yang sangat besar dengan investasi yang relatif stabil dan tenaga kerja muda (bonus demografi) yang besar,” kata Arsjad.
“Ketika tatanan dunia terus berubah dengan cepat di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik, konsep sentralitas ASEAN menjadi semakin besar momentum dan keunggulannya, terutama karena kapasitas inovatifnya yang mendalam, telah membantu mendorong pertumbuhan ekonomi yang dinamis di kawasan,” jelas dia.
Menurut Arsjad, KTT ABIS 2023 akan menekankan kebutuhan mendesak akan tindakan kebijakan yang merangsang bisnis dan investasi di ASEAN. Hal tersebut terutama menyoroti peran sektor swasta dalam mendorong isu-isu utama, antara lain transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, ketahanan kesehatan, ketahanan pangan, serta fasilitasi perdagangan dan investasi.
“Keberagaman pemikiran para pemimpin pemerintahan dan bisnis dalam KTT ABIS 2023 ini akan dieksplorasi untuk menyoroti isu-isu utama yang berdampak pada pertumbuhan ASEAN di tengah tatanan global,” ungkap Arsjad.
###