Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur menerima kunjungan PT Bank Tabungan Negara (persero) Jawa Timur Kantor Wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara yang ingin menjajaki kolaborasi pembiayaan untuk industri di berbagai sektor, Selasa (9/7/1024).
Sejumlah potensi yang bisa digarap cukup banyak, selain pembiayaan untuk UMKM melalui fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan suku bunga mulai dari 6% per tahun dan juga untuk pembiayaan industri melalui Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi dengan suku bunga 9-13,75% per tahun.
“Harapan kami, melalui langkah ini maka akan tercapai kenaikan Kredit Modal Kerja dan Investasi dimana Tahun ini, kontribusi kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi ditargetkan tumbuh sekitar 30-40%,” ujar Deputy Regional Manager Business BTN Kanwil Jatim, Bali dan Nusa Tenggara Carly Tambunan.
Carly menyebutkan, realisasi kredit BTN di Jatim Bali dan Nusa Tenggara tahun ini, Juni 2024 realisasi penyaluran kredit Modal Kerja dan Investasi sudah mencapai Rp. 454,3 Milyar tumbuh 19,21% secara YoY.
Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto menyambut gembira atas keinginan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa sejauh ini pembiayaan memang menjadi persoalan bagi pelaku usaha, baik mikro kecil, menengah ataupun besar. Sehingga kerjasama ini akan menjadi solusi pembiayaan bagi mereka.
“Di Kadin ini ada dua keanggotaan, pertama anggota luar biasa yaitu asosiasi atau himpunan pengusaha dan anggota biasa yaitu pelaku usaha dari berbagai industri. Ini adalah potensi nasabah yang bisa digarap BTN,” ujar Adik.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang Perhubungan, Stenven Lasawengen bahwa banyak sektor yang bisa disinergikan dengan BTN. Di pelayaran misalnya, ada 11 unit usaha turunan yang ada dibawahnya yang semuanya membutuhkan dukungan pembiayaan.
“Misal untuk pembelian kontainer. Setiap dua tahun sekali, pelayaran selalu membeli sekitar 4.000 unit kontainer. Kalau BTN bisa masuk di sini, sangat bagus sekali,” katanya.
Sementara Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang WKU Cukai dan Hasil Tembakau, Sulami Bahar mengatakan BTN bisa juga masuk dalam pembiayaan pita cukai. “Kalau BTN bisa menjadi pengampu pita cukai pasti sangat bagus. Jatim itu nilai pita cukainya mencapai Rp 155 triliun,” pungkasnya.