Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) RI resmi melepas 112 pekerja migran Indonesia (PMI) ke berbagai negara tujuan dalam program PMI Gotong Royong Kadin Indonesia di Menara Kadin Indonesia, Jakarta Selatan pada Minggu (15/06/2025).
Ini merupakan bagian dari target penempatan 5.000 PMI sebagai upaya konkret Kadin Indonesia menghadapi tantangan ketenagakerjaan nasional.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menyampaikan bahwa inisiatif ini mencerminkan sinergi kuat antara pemerintah dan dunia usaha.
“Kerja sama antara pemerintah (Kementerian P2MI) dan Kadin itu sangat erat. Manfaatnya sudah sangat terasa, dari pemberdayaan daerah, ekonomi, hingga sumber daya manusia. Bukan hanya tampil dan terampil, tapi juga sukses dalam penempatan,” ujar Anin sapaan akrabnya.
Anin menegaskan bahwa Kadin tak hanya fokus pada perdagangan dan investasi, tetapi juga ingin memastikan pekerja migran mendapat dukungan maksimal dalam penempatan di luar negeri.
PMI yang diberangkatkan kali ini akan bekerja di berbagai negara seperti Jepang, Taiwan, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Turki, Jerman, Slovakia, hingga Persemakmuran Dominika.
“Kadin ini go global. Kami ingin para pahlawan devisa ini menyebarkan potensi Indonesia. Syukur-syukur nanti bisa jadi pengusaha saat kembali ke tanah air,” tambah Anin.
Anin juga menyoroti empat quick wins Kadin dalam kontribusinya terhadap pembangunan nasional, yaitu program MBG (Makan Bergizi Gratis) Gotong Royong, PMI Gotong Royong, Penyediaan Rumah Murah dan Terjangkau Gotong Royong, serta Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Gotong Royong.
“Kami (Kadin) ingin menyumbang seribu dari 30 ribu dapur MBG. Kalau satu dapur menyerap 47 orang, itu berarti bisa memperkerjakan 47 ribu orang. Ini langkah konkret,” ujar Anin.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pembangunan Manusia, Kebudayaan, dan Pembangunan Berkelanjutan Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani menambahkan bahwa pelepasan PMI ini bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari agenda strategis nasional.
“Ini bukan hanya awal perjalanan bagi para pekerja migran, tetapi juga momentum nasional untuk memperkuat ekosistem ketenagakerjaan global yang inklusif, berdaya saing, dan berkeadilan,” ujar Shinta.
Menurut Shinta, para PMI adalah aset bangsa yang turut menopang perekonomian nasional melalui remitansi. Ia mencatat bahwa pada 2024, nilai remitansi mencapai lebih dari 15 miliar dolar AS.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Umum Bidang Perlindungan Pekerja Migran Kadin Indonesia Nofel Saleh Hilabi menyebut pelepasan ini sebagai wujud komitmen Kadin menjadikan PMI sebagai bagian dari industri ekspor jasa.
“Tujuannya jelas (yakni) mengurangi pengangguran, meningkatkan kompetensi, dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Ini tidak bisa sendiri, harus gotong royong,” ujar Novel.
Sementara itu, Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding, menekankan dua mandat utama kementeriannya yaitu perlindungan dan peningkatan devisa.
“Kuncinya mencegah keberangkatan non-prosedural. Kalau berangkatnya legal dan prosedural, insya Allah aman,” kata Karding.
Ia menyoroti besarnya bonus demografi Indonesia yang harus dikelola dengan baik. Dalam situasi di mana investasi cenderung padat modal dan PHK meningkat, ia menyebut pengiriman PMI sebagai solusi strategis.
“Negara seperti Jepang dan (negara-negara) Eropa mengalami krisis tenaga kerja karena populasi menua. Indonesia punya bonus demografi, dan ini harus dimanfaatkan,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu PMI yang diberangkatkan, Anugrah Budi Caksono (26) asal Bekasi Jawa Barat, mengungkapkan apresiasinya terhadap program ini.
Ia akan bekerja sebagai operator forklift di Slovakia selama dua tahun setelah mendapatkan pelatihan dan sertifikasi.
“Saya ingin mendapatkan penghasilan yang layak sekaligus memperkaya pengalaman dan portfolio. Terima kasih untuk Kadin dan Kementerian (P2MI) yang telah mengapresiasi dan melindungi kami,” ucap Anugrah yang akan berangkat ke Slovakia pada Agustus 2025 mendatang.
Sebagai informasi, pelepasan 112 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dilakukan oleh Kadin Indonesia bersama Kementerian P2MI RI merupakan bagian dari Quick Win Kadin bertajuk Pekerja Migran Gotong Royong. Program ini dibangun di atas empat pilar utama yakni,
1. Akses Penempatan:
Memberikan jalur resmi bagi PMI dengan berbagai keahlian. Saat ini, para pekerja yang diberangkatkan mencakup 14 jenis keterampilan, yakni Cheft, Bekisting, Construction workers, Cook, Finishing Interior, Metal Press, Nurse Specialist, Manufaktur, Painter, Nurse Specialist, Penggalian Tanah, Peternakan Sapi, Hospitality hingga Assembly Line. Mereka akan ditempatkan di delapan negara tujuan yakni Taiwan, Jerman, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Slovakia, Turki, Jepang, dan Persemakmuran Dominika.
2. Peningkatan Devisa
Mendorong kontribusi remitansi untuk mendongkrak neraca devisa nasional. Pada tahun 2024, remitansi dari PMI tercatat lebih dari 15 miliar dolar AS, angka yang menjadi kekuatan nyata dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
3. Pengurangan Pengangguran
Menyerap tenaga kerja terampil yang menganggur agar kembali produktif. Ini sekaligus mengurangi beban sosial dan tekanan ekonomi domestik, serta memberi peluang baru di tengah keterbatasan lapangan kerja lokal.
4. Peningkatan Kapasitas SDM dan Perlindungan PMI
PMI dipersiapkan melalui pelatihan bersertifikat berstandar internasional dan mendapatkan pendampingan berkelanjutan. Selain itu, perlindungan hukum, sosial, dan kesehatan menjadi bagian integral dari proses penempatan.
Acara pelepasan ini juga dihadiri oleh jajaran pengurus Kadin Indonesia di antaranya Wakil Ketua Umum Koordinator (WKUK) Bidang Pembangunan Manusia, Kebudayaan, dan Pembangunan Berkelanjutan Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani, WKUK Bidang Sosial Kadin Indonesia Dyah Anita Prihapsari (Nita Yudi), WKUK Bidang Pengembangan Ekspor Kadin Indonesia Juan Permata Adoe, WKUK Bidang Pangan Kadin Indonesia Mulyadi Jayabaya, Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Organisasi Kadin Indonesia Taufan Eko Nugroho Rotorasiko, WKU Bidang Pengembangan Asosiasi/Himpunan/Anggota Luar Biasa Kadin Indonesia Benny Soetrisno, WKU Bidang Kerja Sama Pengembangan Profesi SDM Teknik dan Industri Kadin Indonesia Innsanul Kamil.
Selain itu, hadir pula jajaran Ketua Umum Kadin Provinsi di antaranya Ketua Umum Kadin Provinsi DKI Jakarta Diana Dewi, Ketua Umum Kadin Provinsi Sumatera Barat Buchari Bachter, Ketua Umum Kadin Provinsi Aceh Muhammad Iqbal Piyeung, Ketua Umum Kadin Provinsi Nusa Tenggara Barat Faurani, dan Ketua Umum Kadin Provinsi Sulawesi Tengah Nur Rahmatu.