Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana bersama Indonesian Continuity and Resilience Association (InCRA) melalui program Komunitas Perkotaan untuk Aksi Tangguh (KUAT) oleh United States Agency for International Development (USAID BHA) telah melaksanakan Lokakarya “Pengembangan Panduan Penyusunan Dokumen Sistem Manajemen Keberlangsungan Usaha untuk Sektor UMKM Terdampak Bencana” pada 27-29 Agustus 2024 di Sentul, Bogor.
Lokakarya tersebut mengusung tema “Membangun Sistem Manajemen Keberlangsungan Usaha (Business Continuity Management System) berbasis Kajian Risiko (Risk Assessment) dan Kajian Dampak Usaha (Business Impact Analysis) untuk Percepatan Pemulihan Sektor UMKM yang Berpotensi Terdampak Bencana”
Asian Disaster Preparedness Center (ADPC) menyatakan bahwa UMKM sangat rentan terhadap dampak bencana, yang dapat menyebabkan gangguan signifikan terhadap operasional mereka, sehingga mengakibatkan hilangnya pendapatan, rusaknya aset, dan dalam beberapa kasus, bahkan ditutup secara permanen. Bank Dunia juga memaparkan data yang menunjukkan bahwa UMKM kurang mampu menanggung biaya perubahan iklim dibandingkan dengan perusahaan yang lebih besar. Sehingga penting untuk memberikan pendampingan kepada pelaku UMKM, terutama dalam menyusun kajian risiko dan analisis dampak bisnis pascabencana.
Ke depan UMKM diharapkan dapat lebih memahami penerapan Sistem Manajemen Keberlangsungan Usaha, dapat mengidentifikasi dan menilai risiko yang dapat mempengaruhi keberlangsungan bisnis, menetapkan ketergantungan sumber daya yang kritis dalam proses analisis dampak bisnis, menentukan periode gangguan maksimum yang dapat ditoleransi oleh bisnis, menghasilkan keluaran yang diharapkan dari analisis dampak bisnis, serta mengatasi tantangan umum dalam proses kajian risiko dan analisis dampak bisnis.
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) merupakan tulang punggung perekonomian di Indonesia. Namun, UMKM seringkali menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan operasional dan keberlangsungan bisnisnya setelah terjadinya bencana. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan proaktif untuk memitigasi risiko dan mempersiapkan langkah-langkah pemulihan yang efektif.