Fungsi satelit menjadi semakin penting dalam kehidupan sehari-hari. Telekomunikasi, perbankan, keamanan nasional, dan pertahanan juga sektor lainnya sangat bergantung pada satelit. Meskipun kemampuan untuk meluncurkan banyak satelit masi relatif tertinggal, namun Indonesia harus mengakui urgensi untuk mengamankan informasi, memperbaharui peraturan untuk melindungi privasi rakyat dan memenuhi standar internasional.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid dalam sambutannya di acara penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) kerjasama yang ditandatangani oleh Kepala Badan Riset dan Teknologi Kadin, Ilham Habibie dan CEO s.ASEAN International Advocacy & Consultancy (SAIAC), Shaanti Shamdasani yang juga bekerjasama dengan Habibie Center dan ThinkGroups International, di Menara Kadin Indonesia (4/5/2023).
“Kita telah melihat berbagai upaya yang dilakukan dari pelaku ekonomi luar angkasa Indonesia, sangat penting untuk tidak berpuas diri dan mencari kemajuan yang berkelanjutan. Untuk menempatkan pengaruh Indonesia pada konstelasi ekosistem antariksa, kita perlu memanfaatkan kekuatan kolaborasi,” ungkap Arsjad.
Menurutnya, kolaborasi untuk membentuk masa depan memerlukan terobosan kebijakan dan upaya advokasi untuk pengembangan satelit.
“Kita harus terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan serta berkolaborasi dalam reformasi regulasi untuk menempatkan negara kita dalam posisi terbaik dalam industri satelit dan ruang angkasa yang sedang berkembang,” ungkap Arsjad.
Kepala Badan Riset dan Teknologi Kadin, Ilham Habibie menjelaskan, Kadin bersama SAIAC, Habibie Center dan ThinkGroups International memiliki visi tentang pentingnya pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan penguasaan teknologi komunikasi dan satelit di Indonesia yang terhubung baik secara domestik, regional, dan global.
“Kami bersama akan mencari solusi atas kendala-kendala kebijakan dan regulasi dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi komunikasi maupun satelit secara berkelanjutan. Kami juga akan melaksanakan program-program dan kerjasama khusus,” kata Ilham.
Menurutnya, dari dunia usaha sangat penting untuk melihat dari sisi investasi infrastruktur, terlebih sekarang ini riset, data dan informasi menjadi bagian penting dalam bisnis. Selain itu, dampak positif inovasi penggunaan ruang angkasa dan pengembangan satelit bisa dirasakan oleh banyak pihak.
Senada, CEO s.ASEAN International Advocacy & Consultancy (SAIAC), Shaanti Shamdasani menambahkan, tujuan dari kerjasama tersebut diantaranya meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan, akademisi, dan pengambil kebijakan tentang pentingnya aspek pembangunan berkelanjutan dalam percepatan penguasaan ilmu pengetahuan di bidang komunikasi dan pemanfaatan teknologi satelit.
“Kerjasama ini dilakukan untuk mengembangkan program aksi bersama dan advokasi untuk memenuhi tujuan dan target bersama,” kata Shaanti.
Menurutnya “Space is a New Gold”. Konektivitas global memunculkan peluang eksplorasi terutama dari aspek bisnisnya dan peluncuran jutaan satelit di luar angkasa. “Perkembangan ini tidak diketahui banyak orang, sementara tren global menuntut konektivitas yang lebih dalam, ruang kita terancam keberlanjutannya. Semakin ke sini satelit semakin kecil dan spacenya sudah semakin mengkhawatirkan. Di luar angkasa ada sampah juga. Sekarang ini sudah mencapai sekitar 375.000 satelit yang ada,” kata Shaanti.
Menurutnya, selain sejauh mana aspek teknologinya, perlu juga diperhatikan mengenai peraturan dan regulasi untuk keberlanjutan ruang angkasa dan mempertahankan konektivitas di masa depan.