Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meyakini, sinergi di antara Kadin dengan Asosiasi, Pemerintah dan semua pihak terkait dalam bidang pemagangan dan pekerja migran mampu memenuhi permintaan pasar tenaga kerja luar negeri dan target hingga 1 juta pekerja migran Indonesia ke Jepang.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi Kadin Indonesia, Taufan Eko Nugroho dalam acara pelepasan 1.200 peserta magang ke Jepang di Hotel Shamrock, Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat (9/5/2025).
Acara peresmian tersebut antara lain dihadiri pula oleh Menteri Ketenagakerjaan RI Yassierli, Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Ahmad Luthfi, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) Firman Budiyanto, serta Ketua Umum Kadin Jawa Tengah Harry Nuryanto Soediro.
“Kalau lihat potensi, dari Jepang saja 300.000 per tahun. Kami optimistis dengan sinergi penuh baik dari pengusaha, pemerintah, asosiasi dan Kadin sendiri, pemerintah Indonesia dan luar negeri, bisa gak negosiasi dengan Jepang kita targetkan mungkin 1 juta per tahun selama 5 tahun ke depan selama sinergitas kita muncul,” terang Taufan..
Menurutnya, program tersebut sejalan dengan upaya untuk menekan angka pengangguran dan memperluas akses penyerapan angkatan kerja. “Ini juga salah satu hal yang bisa menyeimbangkan. Sekarang isu PHK sepertinya agak kencang, tapi tadi kami juga mendengar dari Bapak Menteri Tenaga Kerja bahwa banyak sekali penyerapan-penyerapan tenaga kerja di akhir-akhir bulan terakhir ini.”
“Salah satu solusinya adalah dengan mengirimkan adik-adik kita untuk bekerja sesuai dengan keahliannya masing-masing ke negara-negara tertentu seperti hari ini Kadin bersama dengan AP2LN dan masih banyak kegiatan-kegiatan lainnya, selain (mengirimkan ke) Jepang kita juga ada potensi (mengirimkan) ke Turki, Arab Saudi dan negara-negara lainnya,” kata Taufan.
Dia mengatakan, melalui pemagangan kerja tidak hanya mendapatkan keahlian, tetapi juga wawasan lebih luas lagi, seperti budaya-budaya yang baik untuk suatu saat bisa diterapkan di Indonesia.
Taufan juga menjelaskan jika program ini merupakan salah satu realisasi 4 program quick wins Kadin untuk membantu pemerintah, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG) gotong royong, Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) gotong royong, pembangunan rumah murah gptong royong, dan pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia (PMI) gotong royong.
“Ini juga dorongan dari Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie, yang gencar mendorong 4 quick win. Kami sangat mengapresiasi pada pemerintah dan asosiasi yang terlibat dalam bidang ini,” kata Taufan.
Dia mengatakan, Kadin akan banyak bersinergi dengan asosiasi-asosiasi terkait, seperti AP2LN dan dengan Kadin Daerah di Jawa Tengah serta beberapa provinsi lainnya, yang memang memiliki keunggulan-keunggulan dalam mengirimkan siswa-siswa atau calon-calon karyawan untuk magang dan bekerja ke luar negeri.
“Ya banyak sekali potensi di tiap daerah, termasuk saya dengar kalau di Semarang dan Jawa Tengah (pada umumnya), itu teman-teman dari SD sudah memahami ada aspirasi untuk kerja di luar negeri. Jadi terutama bisa berhubungan dengan kami di Kadin, kita coba sinergikan dengan teman-teman juga di asosiasi seperti AP2LN, bagaimana kita bisa terutama membantu adik-adik semuanya yang memiliki cita-cita bekerja di luar negeri untuk kita bersinergi bersama,” kata Taufan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum AP2LN Firman Budiyanto menjelaskan, tujuan besar program pemagangan adalah melatih dan meningkatkan keahlian para peserta magang.
“Rata-rata pemagang ini lulusan SMA, supaya nantinya setelah mereka selesai itu bisa berdaya saing, karena kan makin ke depan tantangan persaingan kerja itu sangat luar biasa ya, terutama di Asia Tenggara ini. Jadi program ini memang diciptakan untuk meningkatkan skill dan kualitas dari tenaga kerja Indonesia,” terangnya.
Dia menyebutkan, sedikitnya ada 14 bidang kerja yang menjadi sasaran program pemagangan. Namun, jika dilihat secara umum, yang utama adalah pertanian, manufaktur, konstruksi, perhotelan, dan perawat.
“Nah ini yang saat ini sedang tinggi-tingginya demand-nya ya, ini untuk pemagangan. Tapi kalau untuk tenaga kerjanya ini lebih luas lagi, sampai ke driver juga sudah mulai sekarang,” pungkasnya.