Sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Indonesia Joko Widodo, Perdana Menteri Papua Nugini James Marape, bersama dengan para ahli sustainability hari ini berkumpul di Jakarta untuk menghadiri acara perdana Indonesian Sustainability Forum (ISF). Acara ISF guna mendiskusikan berbagai cara agar dapat mewujudkan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan bumi.
ISF diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves). Lebih dari 700 peserta hadir dalam Forum ISF, menjadikan perhelatan ini sebagai salah satu pertemuan sustainability yang berpengaruh di kawasan Asia Pasifik. Kemenko Marves mengadakan acara ini dengan bekerja sama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia).
Forum ini dihadiri juga oleh pemimpin organisasi multilateral dunia seperti Managing Director IMF, Kristalina Georgieva. Presiden Bank Dunia, Ajay Banga, turut berpartisipasi dalam sesi diskusi ringan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut. B. Pandjaitan di acara makan malam.
“Setiap negara itu unik dan mempunyai titik awal yang berbeda, kapasitas dan kapabilitas yang berbeda dengan batasan tersendiri untuk melakukan dekarbonisasi. Namun, krisis iklim adalah masalah kita semua. Kegagalan satu negara merupakan kegagalan seluruh dunia, oleh karena itu kita semua memerlukan kolaborasi dan inilah yang menjadi landasan untuk mengadakan Indonesia Sustainability Forum,” ujar Luhut dalam pidatonya.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid mendukung pernyataan Menko Luhut dengan menyatakan bahwa partisipasi aktif yang didasari rasa kebersamaan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta global, dapat menghasilkan solusi yang saling menguntungkan semua pihak bagi pertumbuhan dan planet ini.
“Mengatasi masalah keberlanjutan global membutuhkan pendekatan yang menyeluruh dan inklusif. Kita harus meningkatkan keterlibatan semua pemangku kepentingan, termasuk masyarakat sipil, pihak swasta, dan komunitas lokal untuk memastikan terciptanya solusi bermakna yang dapat menjamin pertumbuhan dan mata pencaharian masyarakat di masa depan,” ujar Arsjad.
Lebih dari 100 pembicara dari sektor bisnis, masyarakat sipil dan pemerintahan berpartisipasi dalam 10 sesi pleno dan 14 sesi tematik di Forum ini. Sesi pleno membahas berbagai isu mulai dari transisi energi hijau dan teknologi, perlindungan keanekaragaman hayati, sampai hilirisasi industri mineral penting untuk dekarbonisasi. Forum ini memiliki 14 sesi tematik yang menampilkan isu-isu seperti ekonomi sirkular, kerja sama internasional, dan pembiayaan hijau.